Kamis, 26 Mei 2011

Sehari Bersamanya



Penulis = Zulai

Cast  = ega, Neya, dan anak band yang murni karangan author.



Pukul 07:30 siang di Kebun binatang Surabaya.

mendapat waktu 3 jam untuk bersenang-senang melepas pengat dari aktifitas yang padat dgn tur bandnya. Dgn menggunakan topi dan kacamata sendirian aku mengelilingi kebun binatang yang luas, sebanrnya kami tadi berlima tapi, anak-anak memilih untuk berpencar.
“baik kalau begitu kita berkumpul di pintu keluar tepat pukul 11:30” seru Yoga si vokalis sekaligus leader.
“ok” jawabku, Restu, Wandra, dan adik kecil kami Nuna,  bersamaan.


“apa kau perlu bantuan “ tawar seorang gadis, tingginya melampaui 165 cm, rambut hitam lurus sepundak,menggunakan celana olahraga yang ditekuk semata kaki, sepatu cats warna putih dan kaos oblong warna biru. Senyumnya begitu tulus saat mengulur kantangannya .
“trimakasih” Ega menerima uluran tangan gadis tersebut.
“ngomong-ngomong apa yang kau lakukan tadi, bersujudyah, padahalkan belum waktunya sholat” ejek gadis tersebut dgn tawa sindiran.
“apa maksudmu!!!, tadia ku terjatuh karena terpeleset”
“benarkah!!”

“Dari pandangan pertama rasanya ada yang salah dgn perasaanku padanya, entah mengapa tapi rasanya senang sekali bisa bertemu dgn gadis ini”
Kami berdua akhirnya memutuskan untuk bersama mengelilingi kebun binatang, Karena kebetulan gadis tadi sendirian demikian halnya denganku.
Jujur bukan refresing seperti ini yang kuinginkan, masak cuman jalan killing-kliling kebun binatang, padahal utnuk mendapatkan libur yang benar-benar libur dari aktifitas sangatlah sulit.
“namaku Neya, kalau kau”
“namaku Ega” aku masih heran, kenapa dia tidak juga mengenaliku, apa karena penyamaranku tapi ………sudahlah yang penting aku bisa menikmati liburan singkat padat, dan mungkin menyenangkan.
“kau mau naik itu?” tunjuknya ke arah permainan Flying Fox.
“apa? Tap tapi………….” Belum sempatku menolaknya, neya sudah menarikku berlalri kea rah Flying Fox tadi.



Pukul 09:00
Ku pertegas posisi topi dan kacamata yang kukenakan, aku tidak ingin penyamaranku terbongkar begitu saja.
Begitu banyak yang mengantri di barisan pembelian ticket.
“ayolah kita kembali, aku takut” rengekku pada NEya.
“jangan seperti anak kecil, ini hanya sebentar, tinggal sruut *mempratekkan gaya meluncur* selesai deh”
“tapi…., aku takut ketinggian” bisikku padanya.
“apa wkwkwkwk” karena tawanya yang sangat keras sehingga semua pengunjung mengalihkan perhatiannya kea rah kami berdua.

“kau yakin” bisikku lagi sesampainya di atas dgn menggunakan segala peralatan flying Fox.
“tentu” bisiknya juga padaku kemudian tersenyum “aku duluan yah” melambaikan tangannya.
“aargggggggggggggggggggggg” teriak Naya saat meluncur dgn cepatnya, aku hanya bisa meliihat dgn pandangan ngeri.
“giliran anda” seorang petugas membimbingku untuk bersiap-siap, dan wuuuuuuuush, rasanya menakutkaaaan.

Masih shock saat baru saja kakiku menginjak tanah kembali, rasanya pusing, munek-munek, semua badanku terasa dingin dan lemas, mencoba mencari pengangan di sekitar pagar.
“bagaimana rasanya?” Neya seakan memperolok-olok diriku.
“jangan mengajakku lagi menaiki benda itu” protesku tapi tiba-tiba rasanya semua isi perutku ingin keluar dan “huek huek huek”
“haah kau menyusahkan saja” gerutunya sambil memijati bahuku. Rasanya aneh ada yang memperhatikanku seperti ini, meskipun aku bisa melihat kekesalan di wajahnya.
“huek huek”
“ayolah berhenti, aku sangat jijik melihat muntahanmu” tambahnya dgn memegangi hidung mencoba menahan bau muntahan.

Pukul 10:00
 “lihat ada saudaramu disana?” tunjuknya kearah kandang kera.
“halah ayo cepat jalannya” ku tarik tangannya agar berjalan lebih cepat, aku muak dgn ejekannya dari tadi, saat kami melewati kandang sapi, dia bilang itu adikku, kandang gajah  kakakku, dan kandang-kandang lainnya.sampai ku bilang padanya “dari manakau tau sil-silah keluargaku” tapi, dia hanya tersenyum dan menanggapinya dgn candaan.

11:30
“mau masuk kesana?” ajakku kea rah aquarium.
“kau yang bayar karcisnya, baru aku mau” jawabnya cepat.
“dasar mak-mak, mintanya Cuma yang gratisan”  gerutu, lalu membeli karcis.

Panggilan dari member lainnya meraung-raung dari ponselku,sepintas ku lirik Neya yang asyik memperhatikan ikan –ikan dalam aquarium besar, ku tekan tombol “reject” dan men-nonaktifkan ponselku. Mungkin aku akan dapat masalah dgn ulahku padahal nanti pukul 13:00 kami akan mengadakan konser tapi, untuk saat ini aku ingin bersamanya, bersama dengan gadis yang baru saja ku kenal tidak lebih dari 4 jam, kami berkeliling-keliling aquarium bersama.

=Neya pov=
“kau lihat ikan itu” tunjuknya kesebuah aquarium yang terbesar.
“yah…memangnya kenapa?” jawabku ringan.
“apa mereka merasa senang berada disana?” tanyanya padaku
Kulirik Ega yang terlihat sedih saat melihat ikan-ikan tersebut.
“kau kenapa?” tanyaku memastikan.
“aku yakin mereka tidak merasa senang berada disana!, rasanya seperti berada di neraka” gerutunya.
“apa….”
“sudahlah jangan dipirkan, yuk keluar, dan…………belikan es cream yah” pintanya memelas.
=and Neya pov=

“trimakasih” kusambar es cream ditangannya tapi, Neya segera menrik kembali, aku hanya mampu menatap pias.
“ini tidak gratis”
“hya………” protesku.
“berikan aku hadiah”
“sekarang……..”
“nanti tapi, jangan saat kita pulang”
“kenapa?”
“kalau kita pulang, sudah pasti kita tidak bisa ketemu lagi dodol”
Aku baru sadar kalau kebersamaan kami akan segera berakhir, rasanya tidak ingin aku berpisah dengannya. “baiklah”
Dengan menjilati es cream akhirnya kami kembali mengelilingi kebun binatang.

12:00
“kau lapar” tanyanya padaku.
“tentu saja, dari tadi pagi belum makan”
“wah koq gayanya kayak Gepeng-gepeng yah”
“enak aja kalau ngomong, ni kenyataan tauk”
“ya ya, gimana kalau makan mie pangsit”
“ok”
“diel”
“diel” kami berdua berjabat tangan.
“tapi u yang bayar”
“no diel” ku hentikan jabat tangan.

Kami berdua memasuki tempat makan yang berjajar dengan rapi, begitu banyak pengunjung yang berjubel di sana, karena takut Neya terpisah dariku dengan erat ku genggam tangannya, neya tidak mencoba melepaskan genggamanku, rasanya saat itu dunia berhenti dan hanya kamilah yang terus melanjutkan kehidupan.
“EGAaaaaaaa, ” teriak sekumpulan gadis berteriak ke arahku.
Serentak semua pengunjung yang berjubel tadi mengalihkan perhatiannya kea rah kami.
Masih mengenggam tangan Neya dengan erat kutarik neya berlari menghindar kea rah pintu keluar, Neya seperti tidak mengerti situasi yang terjadi.sementara gadis-gadis tadi masih mengejarku.
“ada apa?” neya bingung dan mencoba untuk menghentikan larinya.
“aku bisa menjelaskan semua ini” jawabku dan semakin mempercepat  berlari.

Di area parkir
ku tarik neya ke dalam mobil
“kenapa kau beg…………” teguran Yoga seketika terhenti ketika melihtku masuk ke dalam mobil bersama Neya.
“apa-apaan ini, tolong jelaskan, aku tidak mengenalmu, kita baru saja bertemu tidak kurang dari 5 jam” tambahnya, sementara member lainnya bengong melihat kami berdua.
“kalian kembali saja dulu, aku nanti menyusul” pintaku pada Member lainnya.
“ah tentu”  jawab mereka masih plinplan.

Neya keluar dari mobil dan melangkah dengan cepat menjauh.

Dia sama sekali tidak melihat kearah belakang, seolah-olah memang tidak mengenaliku. “Apakah dia akan membenciku, aku merasa sangat nyaman berada di dekatnya, biarkan kami bersama lebih lama lagi” pintaku dalam hati saat mengekorinya menyelusuri jalanan yang ramai. Dgn cuaca yang panas sekali dan matahari tepat berada di atas kepala.
“beli-beli” tawar seorang pedagang menjajakan jualannya.
“aku beli satu” pintaku dan memberikan uang 100.000. “ambil saja kembaliannya” kembali ku mengejar langkah neya yang semakin jauh.
“dengarkan penjelasanku” tanpa sadar kutarik Neya ke dalam pelukanku saat dia tepat berada di depanku.


Kami berdua duduk bersama di bangku kosong bawah pohon di jalanan.
“kenapa kau tidak jujur padaku” protesnya.
“maaf tapi, aku ingin sehari ini saja tanpa ada fans yang mengenalku”
“tapi aku bukan fans mu, aku tidak akan mengejar-ngejarmu seperti gadis-gadis tadi”
“ish…kau ni”
“cie marah…., kenapa? karena ku bukan fans-mu”
“untukmu” kupakaikan topi yang ku beli di jalan tadi padanya “kau tadi bilang ingin kado, maka dari itu ku berikan topi ini agar kau tidak kepanasan”
“trimakasih” Perlahan Neya mendekatiku dan melepas topi dan kaca mata yang kupakai dari tadi.
“naah, jika seperti ini kau lebih terlihat tampan” godanya dgn pasang senyum.
“benarkah”
“kau ingin jawaban ya atau tidak”
“aku ingin jawaban ya, tapi pertanyaanku apa kau mencintaiku” seketika itu kulihat wajahnya menjadi merah, Neya segera berusaha mengambil jarak dariku.
“a…a…. apa yang kau katakan”
“ya atau tidak”
Dgn cepat neya mencoba untuk menenangkan fikiran dan degub jantungnya.
“jika kita berjodoh, pasti suatu saat nanti akan bertemu lagi, tapi maaf bukan untuk sekarang”
“maksudmu!!!”
“btw, thank hadiahnya, aku permisi” memamerkan hadiah yang kuberikan dan melangkah menjauh.
Aku tidak mengerti dengannya, sebenarnya dia menolakku atau masih memberikan harapan. Ingin sekali rasanya mengejarnya. Tapi aku hanya bisa melihatnya menjauh.

Kembali ke rutinitas biasa, konser disana-sini, menghadiri acara TV, radio, dll. Ingin sekali dalam hati berjumpa lagi dengannya.

2 thn kemudian…………

Ku lihat seorang gadis memakai topi yang sama persis dgn yang kuberikan kepada Neya, begitu banyak penonton yang ku lihat dari sini, beribu-ribu orang berada disini, konsentrasiku hilang saat akhirnya aku benar-benar melihat siapa pemilik topi tadi, “Neya” teriakku dari atas panggung. Untung karena suara musik yang sangat keras jadi teriakanku bisa tersamarkan. Sialan karena letak drummer selalu di belakang sendiri jadi agak samara-samar aku bisa memperhatikannya. “dia benar Neya” gumamku dalam hati saat melihat baju yang dipakainya, sama persis dgn saat kami pertama bertemu.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar