Senin, 13 Juni 2011

sebagian critaku


Dia berjalan dengan menenteng beberapa kantong yang entah apa isinya. Bulir-bulir keringat dapat kulihat mulai menghiasi wajahnya. Menyusuri lorong menuju lap IPA sendirian dengan susah payah membuatku ingin menghampiri dan menolong membawakan kantong itu.

Sekarang apa lagi yang ia perbuat. Berdiri di depan kelas dengan tangan menjewer telinga, kaki kanan di angkat, sebagian temannya meledek tapi dia cuek. Tidak menanggapi dan tentu saja. Tetap sempurna di mataku. Senakal apa dia.

Bu Neti, guru IPA memanggilnya yang tengah menenggak minuman dari botol-nya. Buru-buru dia memasukkan botol tadi ke dalam tas dan berlari mendekati bu Neti yang berdiri di depan ruang guru. Bu Neti memberikan setumpuk kertas, mungkin hasil ulangan di kelasnya, bisa kulihat ekspresi wajahnya jadi menyedihkan setelah menemukan kertas miliknya di tumpukan tadi.

Sekarang hari Minggu. Aku tidak dapat bertemu dan melihat dia sekarang. Rasa kangenku sudah menthok, kuraih ponsel dan menekan beberapa numb. “hallo” sapanya dengan suara yang khas, lembut dan berat. Kumatikan segera sambungan telephone, nyaliku terlalu ciut untuk dapat berbicara dengannya bahkan di telephone.

Kulangkahkan kakiku menuruni tangga sendirian, teman sekelasku semuanya sudah berada di lapangan, hari ini hari senin, aku telat datang jadinya tidak sempat ikut upacara dan menyusup masuk kedalam kelas. Sekarang semuanya sudah bersiap dengan seragam olahraga di lapangan, sementara aku. Berlari-lari kecil mengais sisah keterlambatan. Di tengah jalan menuju lapangan, dia berdiri tepat di depanku, sepertinya baru saja keluar dari kelasnya, kakiku tidak ada rem-nya, terpaksa kami berdua bertubrukan, di terjatuh ke lantai dan aku, saking kagetnya aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, aku tidak menolongnya, aku hanya berdiri dengan menutup separuh wajahku dengan jemari. Dia mengerang kesakitan. Cukup sudah, aku tidak mau menatapnya terlalu lama, bisa-bisa nanti aku mati di tempat, oleh karena itu kularikan tubuhku secepat mungkin meninggalkannya menuju lapangan.

Kulangkahkan kakiku dengan malas menuju perpustakaan, Mr Hendra menyapaku dengan senyum ramahnya, didepanku kini sudah berderet banyak sekali buku. Setelah kupilah-pilah (?) ketemu juga. Buku paket IPA yang di bagian belakangnya penuh dengan coretan yang sangat indah. Coretan dari tangan-nya. Kupandangi buku itu dengan teliti, setiap minggu selalu ada coretan baru disana, yang membuatku yakin buku ini selalu ia pakai adalah nama yang selalu ia cantumkan di bawah setiap coretannya.

 Semua tadi adalah apa yang kulewati selama menjadi fans rahasia-nya, semua itu hanya sebagian kecil cerita yang kualami selama di SMK. Hari demi hari perasaan mengagumi mulai berganti menjadi perasaan yang lebih intim. Tidak dapat kusebut apa nama perasaan itu karena hatiku masih bimbang, apakah aku mencintaninya???. benar-benar cinta atau hanya perasaan mengagumi. Sekarang. Aku bahkan masih terjebak dalam kebingungan. Padahal sudah 3 tahun, tapi aku masih bingung. Ini cinta atau apa???.



NB  :Waaah. Ini crita singkat padat dan tidak jelas. Heheheheh, maklum lagi masa UKB, and ini crita Cuma butuh wkatu 1 jam buat nyelese’innya. Bagi yang bingung ini crita dari sudut pandang wanita atau pria????. Jawabannya adalah dua-duanya, lihat siapa yang baca, kalau yang baca wanita yah dari sudut pandang wanita tapi kalau yang baca laki-laki. Yah dari sudut pandang laki-laki. Maaf kalau critanya GaJel.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar