Jumat, 31 Agustus 2012
Rabu, 15 Agustus 2012
JANJI
TITTLE : JANJI
AUTHOR : ZULAIPATNAM
GENDRE : ROMANCE,
LEGHT : DRABBLE ( 857 KALIMAT)
RATED : GENERAL
>>> STORY <<<
“3 thn lagi aku akan kembali.”
Senyumku terpaksa terulas ketika dia mengengamkan
kalung berliontin hati di genggamanku, dia menangkup tanganku kuat dan hangat,
matanya menatap lurus padaku dengan iba. Akhirnya hari ini datang juga, setelah
6 bulan yang lalu dia mengatakan akan pergi ke Jakarta untuk meneruskan
study-nya.
“itu waktu yang sangat lama.”
Kataku tidak menyetujui akan janjinya. Aku tidak mau
dia jauh dariku apapun alasannya.
“kumohon, sayang!. Tunggulah aku!, aku berjanji akan
kembali.”
Janji yang keluar dari mulutnya membuaiku, meski
begitu tetap saja ketidak percayaan menggelayuti.
Aku menggeleng cepat, membuang segala ketidak
percayaanku padanya, mana mungkin dia membohongiku dan pergi begitu saja dan
melupakanku, kami sudah bersama sekian lama sejak SD malahan. Aku yakin dia akan
memegang janjinya dan kembali padaku.
Di peron ini, 23 September 2009. Kami duduk bersama di
bangku tunggu stasiun, tangannya terus mengenggam erat jemariku, dia tidak
berkeinginan untuk melepaskan kontak tersebut hingga terdengar suara dari
megaphone mengenai kedatangan kereta jurusan Jakarta. Perlahan kutatap dirinya
yang mencoba terlihat santai meski matanya mengisyaratkan ketidak relaan untuk
pergi, hah.., dengan itu aku yakin jika dia pasti akan menepati janjinya untuk
kembali.
“itu keretamu bukan?.”
Tanyaku mencoba mengulas senyum dan terlihat rela.
Dia mengangguk dan kami beranjak bersamaan, masih kami
berpegangan tangan. Serasa tidak ikhlas akan perpisahan yang sebentar lagi
datang. Bersama kami berjalan menuju pintu kereta, sengaja kuantar kepergiannya
hingga dia hilang dari pandanganku.
“aku akan kembali.”
Kembali dia meyakinkanku, kedua tangannya memegang
pundakku erat dan menatap mataku tajam. Aku mengangguk melepas kepergiannya.
“aku mengerti, kau tidak akan pernah mengingkari janji
bukan.”
“jaga baik-baik kalung itu!.”
Itulah kalimat yang kudengar darinya untuk terakhir
kali ketika kereta tengah melaju dan kepalanya menyembul dari jendela untuk
memperingatiku. Kugenggam kalung berliontin hati pemberiannya erat-erat dan
mengangguk. Entah mengapa ketika kereta menghilang dari pandanganku sebutir air
mata menetes dan diikuti air mata lainnya.
+++++
3 thn kemudian
“usiamu sudah 28 thn, ndok…, apa kamu mau jadi perawan
tua?.”
Ibu bertanya penuh ibah sedangkan aku hanya diam,
kutangkupkan kedua tanganku di dada untuk mengenggam liontin kalung
pemberiannya. Usiaku memang sudah 28 thn dan itu dapat disebut sebagai perawan
tua didesaku, aku bukan wanita kota metropolis yang akan terlihat muda dan
fress meski diusia akhir 30an, aku wanita desa yang hanya bergantung pada orang
tua dan bolak-balik sawah untuk mencari nafkah.
“kalau kamu mau, ibu sama bapak sudah punya pilihan
buat kamu. Dia pegawai bank, anaknya tampan, baik, pekerjaannya juga
menjanjikan. Rumahnya berada di tepi kota dan kamu akan senang kalau kesana.”
Ibu kembali membujukku, ini sudah yang kesekian
kalinya. Pasti ibu mengenal pria itu saat menabung di bank ketika habis panen,
karena memang setelah hari itulah setiap kalimat tawaran pernikahan itu
terselip di pembicaraan kami. Aku jengah, aku tidak mau mengingkari janjiku
padanya untuk tetap menunggu dan menjaga pemberiannya ini.
Kugelengkan kepala dengan lemas tanpa berani menatap
ibu langsung. Aku takut ibu akan kecewa padaku.
+++++
23 September 2012
Hari ini, hari yang kutunggu selama 3 thn lamanya,
hari yang sama saat dia mengatakan janjinya padaku.
“bagaimana kalau dia sudah mempunyai gadis lain
disana?.”
Ibu menghalangi langkahku menuju pintu dengan
ucapannya, aku berhenti sejenak, kugelengkan kepala dan meneruskan langkahku
pergi. Pergi menjemput janjinya.
Akhirnya, senyumku terkembang tidak tertahan sepanjang
jalan menuju stasiun. Begitu banyak hal yang ingin kuceritakan padanya selama
dia pergi, dari sawah di belakang rumah yang kini sudah semakin sedikit karena
orang-orang kota yang membangun rumah singgah mereka, sungai bening tempat
bapak-bapak dan bocah memandikan kambing atau sapi kini berubah menjadi sungai
bertumpuk sampah, banyaknya gadis desa yang menanggalkan busana sopan mereka
menjadi tshirt dan hot pan. Tidak hanya itu cerita yang ingin kusampaikan
padanya, terlalu banyak jika kutulis disini.
Sesampainya di stasiun, kubayar si abang angkot dan
berjalan cepat menuju peron. Kulihat jam dinding besar stasiun, menunjukkan
pukul 14:00. Kemarin aku sudah kestasiun dan mengecek jam kedatangan kereta
dari Jakarta. Hanya telat 15 menit, segera kuedarkan mataku menelitik setiap
pengunjung stasiun, mencari-cari dimana dirinya berada. Sampai akhirnya mataku
menatap tidak percaya, sebuah keluarga kecil bahagia duduk bersama di salah
satu bangku tunggu stasiun, mereka bercanda dengan begitu senangnya, tertawa
dan tertawa. Kebahagiaan benar-benar terpancar dari mata mereka.
Si ibu memangku bayi kecil berusia sekitar 1 thn
dengan si ayah yang menggelitiki bayinya, menjadikan kelakar tawa renyah si
bayi mengirama di peron. Tubuhku berhenti bekerja, segala kegiatan disini
berjalan begitu lambat dan hanya keluarga itulah yang beraktifitas dengan
normal, meninggalkan diriku dalam ketidak percayaan.
Kukagumi pemandangan itu sebagai sebuah jawaban akan
janjinya. Liontin di leherku entah mengapa terasa begitu berat, membuatku
menarik kalung monel pemberiannya dari leherku dengan keras, meninggalkan sakit
peri akibatnya. Kutatap kalung tadi di tanganku dan menggenggamnya erat sebelum
kulempar kesembarang arah tanpa peduli. Kuambil ponsel dari tas, menekan
beberapa digit numb.
“ibu…, aku mau bertemu dengan pria pegawai bank itu.”
Kataku tanpa nada lalu mematikan saluran telpone.
Janji hanyalah janji, siapa yang berjanji dapat
memenuhinya atau mengingkari. Kutarik nafas dalam-dalam dan melangkah menjauh,
sudah cukup penantianku akan penebusan janji yang ternyata di ingkari begitu
mudah. Untuk apa kujaga pemberiannya jika dia saja mengingkari, tak tahukah dia
jika menunggu sebuah penebusan janji begitu sakit rasanya.
>>> TAMAT <<<
Minggu, 12 Agustus 2012
[PHOTO] RANDOM KENANGAN MASA LALU
diintangi oleh.
SITI JULAIKHA
LINDA APRILIA
YAYUK SUSANTI
ROSITA DWI PALUPI
AGUSTIN MIKE H
RIRIN SETYOWATI
SULAEMAN
Selasa, 07 Agustus 2012
Langganan:
Postingan (Atom)