Tittle : Obsesi
Author : Zulai
Gendre : ah…aku juga gag tahu Gendrenya apa, yang jelas ada masalah
percintaannya dan persaingan.
Binguung…mau ngasih nulis apa.
Rated : [PG13]
NB: jadi gini ceritanya, menceritakan tentang seorang gadis yang rela
melakukan apapun demi mengapai cintanya, meskipun cara yang dia lakukan
sangatlah tidak pantas.
STORY
Bisakah aku menunggunya sampai
dia merubah haluan hatinya padaku.
Banyak sekali yang sudah
kukatakan, banyak sekali yang sudah kulakukan, dan dia masih berpaling dariku.
Bisakah aku dibilang tidak tahu
malu, pantaskah aku mendapat julukan itu.
“lupakan dia dan cari yang lain,
loe itu jangan stag pada cowok satu ajah..” Sarah mencoba menyemangatiku. Aku
hanya menanggapi dengan tersenyum tipis.
“ia. Sarah bener, dan gw kasih
tahu yaah Oni…kalau seandainya elo mau bersosialisasi dengan cowok selain Reza.
Pasti dan gw jamin loe bakalan laku keras. Loe itu cantik dan pintar, please
deh…jangan buat kecantikan dan kepinteran loe itu sia-sia” tambah Yuni. Kembali
aku hanya tersenyum tipis.
Reza, dia laki-laki yang mampi
membuat jantungku berdebar sangat kencang, membuat kulitku berdesir dan lututku
lemas hanya dengan melihat tatapan matanya saja. entah apa yang kucari darinya,
tidak ada alasan yang memperkuatku untuk mencintai laki-laki ini, tapi jika aku
melepaskannya. Rasanya itu adalah kiamat bagiku.
Sejauh ini hubunganku dengan Reza
memang hanya teman dan aku yakin suatu saat nanti hubunagn teman itu akan
berubah menjadi lainnya.
“loe tahu gag sama Oni, itu tu
anak kelas XII IPA 2 yang ngebet banget sama Reza”
“Reza. Reza ketua Pramuka itu
yaah?”
“yaiyalah…, emangnya Reza mana
lagi. Gw heran deh…, jangan-jangan setiap Reza pacaran dan tidak bertahan lama
itu semua gara-gara si Oni. loe setuju gag sama pendapat gw”
Pernah aku mendengar perkataan
seperti itu, dan itu keluar langsung dari mulut teman sekelasku saat kami
bersama-sama ganti baju di kamar mandi. Aku hanya diam di dalam kamar mandi,
rasanya harga diriku jatuh seketika dan tidak ada benanya dengan kotoran
manusia. Mereka mengatakan semua itu terang-terangan dan dengan nada menghina
bagiku, pantaskah aku berfikir jika mereka jahat, pantaskah aku berfikir jika
perkataan mereka semua itu menyakitkan, mengingat yang sebenarnya kulakukan itu
adalah sama persisi dengan perkataan mereka. Setiap Reza memulai hubungan baru
dengan seorang gadis, hubungan itu tidak akan bertahan selama 2 minggu. Tidak
lain dan tidak bukan akulah si pengacau hubungan tersebut, entah kejahatan apa
yang kulakukan sehingga semua mantan-mantan Reza mundur secara teratur karena
perilakuku. Yang paling kuingat adalah Tere, dia gadis dengan perawakan imut
dan centil, saat pulang sekolah aku menemuinya dan berbincang akrab, kami
berdua sudah layaknya seorang sajabat waktu itu, hingga sampai akhirnya Tere
kuajah pergi ke toko buku tempat langganan Reza, aku tahu jika Reza berada
disana dan disana juga sudah ada Hilda, temanku yang lesby, aku sudah membayar
mahal untuk rencana ini. dan sekarang adalah penentuannya, saat aku dan Tere sampai
di toko buku, benar Reza memang berada disana, dia tengah asyik memilih komik.
Tere menyapa Reza tapi keburu dipotong oleh Hilda, dia datang dan memeluk Tere
kemudian menciumnya panas di depan umum. Yupss I’M A WINNER. Kataku puas. Mata
Reza membulat saat melihat adegan menjijikkan tersebut, Tere menampar Hilda
kerena perbuatannya yang kurang ajar dan kurang kerjaan.
Biarlah uang melayang asal Reza
tidak bersama gadis itu, keesokan harinya. Brita putusnya hubungan Reza dengan
Tere santer terdengar.
“loe udah keterlaluan Oni”
semprot Yuni dan Sarah kompak. Tidak kuhidahkan mereka, yang jelas kemenangan
berada ditanganku sekarang, apapun yang kalian bicarakan dan lakukan aku tidak
PEDULI.
Sampai sekarang, hampir 3 thn aku
melakukan semua itu, pindah rumah ke samping rumah Reza, bekerja ditempat yang
sama, menghancurkan hubungan percintaannya dengan gadis lain. Itu adalah
kebiasaanku sekarang, bahkan kalian bisa menyebutku professional.
“tidak lelah” tanya Sarah.
Konsentrasiku buyar seketika. Lelah. Akankah kata itu kuucapkan, mungkinkah aku
lelah dengan semua ini.
“lepaskan Reza Oni. gw mohon…,
loe nyiksa diri sendiri kalau terus-terusan kayak gini?” pintanya memelas.
Aku tidak menyiksa diriku sendiri
Sarah, aku mencari kesenangan hidupku.
“manusia membutuhkan udara untuk
bernafas. Seperti itulah aku membutuhkan Reza, untuk tetap bernafas, karena
jika tidak. Aku akan mati Sarah.” Kataku meyakinkannya.
“jodoh tidak akan pernah lari.
Jika memang Reza adalah jodohmu, maka tuhanlah yang akan menuntunnya padamu
Oni”
“bagaimana jika tuhan tidak
menuntun Reza padaku, apa aku akan diam saja. tidak Sarah, oleh karena itu,
akulah yang akan menuntun Reza padaku”
“dengan cara kotor seperti ini”
Kotor. Bahkan Sarah tega menyebutnya kotor.
Bisakah kalian semua diam dan
jangan mengusik kehidupanku, biarkan aku mencari kesenanganku sendiri dengan
caraku. Biarkan aku mendapatkan cinta Reza dengan caraku, tidak peduli itu
kotor atau bersih.
“sakit yang kurasakan, seperti
kulit yang terkelupas dan disiram dengan alcohol. Dan yang menambah rasa sakit
itu semakin menyakitkan adalah. Sakitnya tidak akan pernah dapat disembuhkan”
jawabku.
Seperti itulah sakit yang
kurasakan tiap kali melihat Reza bersama gadis lain, entah hanya sekedar
berbincang-bincang ringan, atau bergurau.
Hinalah aku dan cacilah aku,
katakan jika aku adalah orang yang tidak punya malu, katakana jika aku adalah
penjahat yang kejam. Katakan semua itu padaku. Karena ini adalah obsesiku,
obsesi untuk menggapai cintaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar