Tittle : Aromamu
Author : Zulaipatnam
Gendre : Romance,
Thriller
Rated : [PG 15] [NC 16]
Cast :
- Lee Donghae (Super Junior sebagai dia = Laki-laki)
- Seorang wanita sebagai kau
Nb: semua sudut pandang di FF ini
adalah dari Author.
STORY
Lihat mayat
yang berada didekatmu, mayat itu hancur tidak berbentuk dibagian perutnya.
Sayatan dan cabikan kasar menghiasi perut yang tadinya ber abs sempurna itu.
Kau duduk ketakutan dipojok ruangan dengan memeluk lututmu erat tidak berani
melihat kearah mayat yang tadinya adalah pacarmu sendiri. Gaun warna cream
indahmu hampir separuhnya sudah berwarna merah darah, tatanan rambutmu
acak-acakan berkat bergulatan hebat dengan pacarmu tadi, diwajahmu terasa
sedikit kaku karena ada bercak-bercak darah yang sudah mengering.
+++++
Kau berlari
ketakutan, melihat kekanan, kiri, dan belakangmu karena merasa seperti ada
orang yang mengikutimu sedari tadi dari tempat lokasi. Kau terus-terus berlari
dijalanan sepi tanpa henti dengan bertelanjang kaki. Kakimu kini sudah mulai
terasa pegal dan perih akibat berlari, kau berada di tempat yang tidak kau
kenal, tempat yang gelap, basah, dan berbau. Gang buntu yang menjadi tempat
pembuangan sampah. Nafasmu tidak beraturan, rasanya dunia berputar lebih cepat
dari keadaan normal saat kau menyadari jika kau masih hidup dan selamat.
Tanganmu mencoba mencari tempat bersandar didinding-dinding gang yang dingin,
dengan menyeret tubuhmu kau berjalan kembali untuk keluar dari gang buntu itu
siap menghadapi kenyataan dunia yang sebenarnya.
++++
Seorang laki-laki
menghirup aroma parfum dari botolnya dengan penuh gairah, dia memejamkan
matanya dan merasakan setiap detail wangi parfum tersebut seperti saat inilah
terakhir kalinya dia dapat menghirup wangi parfum itu. Dia duduk didepan meja
rias dengan memegang botol parfum ditangan kanannya dan berkali-kali
mendekatkan botol tersebut kehidupngnya untuk kembali menyedot aroma parfum
tersebut.
Ditengah
aktifitasnya bulir air mata menyusup keluar dari ekor matanya, air mata itu
turun secara halus kepipinya dan menetes kemeja rias meninggalkan bekas tetes
air mata.
Flash back
Dari
kejauhan berdiri seorang wanita menggandeng bocah lucu yang mengenakan topi
monyet, wanita itu bergaya high class, berbanding terbalik dengan bocah yang ia
gandeng. Keduanya masuk kedalam sebuah panti asuhan, siboch didudukkan dikursi
tunggu sedangkan siwanita yang adalah ibunya masuk kedalam ruangan dibelakang
kursi tunggu itu. Bocah tadi bermain-main dengan topi monyetnya dan bercanda
senriri mengajak bicara topi monyetnya.
Beberapa menit
kemudian wanita tadi keluar dengan seorang wanita paruh baya yang menggenakan
kerudung, bocah itu berlari kecil menuju ibunya, dia memeluk ibunya erat dan
mencium aroma parfum ibunya dalam-dalam. Ibunya menerima perlakuan anaknya dan
membalas pelukannya penuh kasih sayang. Wanita berkerudung mendekati bocah yang
kini sudah tidak lagi memeluk ibunya, dia menggendong paksa bocah tadi kemudian
member salam pada ibu si bocah. Keduanya berjalan berbeda arah, wanita
berkerudung berjalan kearah masuk sedangkan ibu si bocah berjalan keluar. Si
bocah menangis dan meraung-raung minta turun dari gendongan wanita berkerung
namun nihil, kekuatannya tidak sepadan dengan wanita berkerudung.
Sejak saat
itulah bocah tadi menjadi penghuni panti asuhan, dia tidak menanyakan apa
alasan ibunya meninggalkannya sendirian disini, dia masih kecil untuk mengerti
itu. Sampai pada saat dia dewasa satu yang sama sekali tidak ia lupakan. Wangi
parfum ibunya, bagaimanapun dia adalah anak dari wanita itu, sejahat apa wanita
yang telah melahirkannya dia tetap berniat untuk kembali kepangkuan ibunya. Dan
satu cara yang ia lakukan, menghirup wangi parfum ibunya yang ia temukan
setelah menghirup wangi parfum iu panti khusus bayi.
End of Flash back
Dan kini,
saat dia telah menemukan ibunya, dia dihadapkan pada kenyataan jika ibunya
telah meninggal dikarenakan penyakit leukemia yang sudah diderita selama 2 thn
terakhir ini, keluarganya menerima dengan terbuka kedatangan anak tadi. dan
seakrang dia menghirup secara puas wangi parfum ibunya yang ternyata tidak
berubah dari dulu.
+++++
Kau
ketakutan, kau tenggelamkan tubuhmu kedalam bak mandi dan mencampurkan banyak
sekali sabun cair kedalamnya, menggosok sekujur tubuhmu berhatap ayir darah
dari kekasihmu akan hilang. Tidak cukup disitu, setelah selesai mandi kau
berlari kedepan almari besar yang berisikan semua pakaianmu, mencari baju yang
tebal dan panjang seperti mantel yang sudah kau pegang sekarang, mantel warna
biru tua dengan hiasan bulu dibagian kerahnya. Cepat-cepat kau kenakan mantel
tadi tanpa mengenakan dalaman terlebih dahulu, setelah itu kau beralih kedepan
meja rias, mencari parfum milikmu. Kau mendapatkannya dan mulai menyemprotkan
parfummu kesekujur tubuhmu, dari atas sampai bawah tanpa sisa. Tidak puas,
bahkan kau membuka tutup botol parfummu dan mengucurkan seuruh isinya kesemua
bagian bajumu. Berharap aroma parfummu akan mengalahkan bau anyir dara dan dosa
ditubuhmu
Aroma wangi
semerbak parfummu memenuhi apartemen sekarang, kau tengah tertidur karena
lelah, takut, cemas, dan dorongan untuk melakukan lebih pada orang didekatmu
datang. Kau tidur dengan meringkuk dibalik selimutmu, guling kau kenakan agar
dapat membuat rasa takutmu hilang.
Dipagi hari
kau terbangun oleh suara jam wekermu, kau menyeret tubuhmu keluar kamar tidur
dan duduk meja dapur dan menegak air putih yang tadi kau ambil. Kau menegak air
putih itu sambil memejamkan mata memabayangkan kejadian kemarin malam yang
secara otomatis memenuhi kepalamu.
Kejadian
dimana pacarmu mendorong tubuhmu menjauhi keramaian jalanan menuju gang sempit
dan memaksamu masuk kedalam ruangan gelap yang kau yakini adalah bagian
belakang sebuah toko yang kosong. Didalam sana pacarmu mulai mencoba untuk
menghinamu dengan sentuhannya, kau tidak terima dan mencoba untuk menolak,
meronta agar segera dilepaskan namun nihil. Hingga pada akhirnya kau memberikan
penyergaan kuat dan berhasil. Kau berlari kepojokan ruangan dan menemukan
balok-balok kayu yang tidak tumpul disana, saat pacarmu tersenyum bengis ingin
mendekatimu lagi kau menghunuskan balok kayu tadi dan tepat menekan bagian
perut pacarmu hinga menancap saking kuatnya kau menghunuskannya, bahkan tubuh
pacarmu terhentak beberapa meter sebelum akhirnya terhenti karena membentur
tembok, bagian tidak tumpul itu membuat darah segar mengalir dari tepi-tepi balok
kayu tadi, wajah datar menghiasi wajah pacarmu. Kau ketakutan dan melepaskan
balok kayu itu, kau mencoba untuk melepaskan balok kayu yang menancap berharap
dapat menyelamatkan nyawa pacarmu. Tidak kuat menahan rasa sakit akibat perut
yang tertusuk pacarmu limbruk kelantai. Kau memekik tak kuat melihat
pemandangan didepanmu, seketika itu juga kau berjongkoq dan mencoba kembali
menyelamatkan nyawa pacarmu, meminta maaf, dan menangis. Namun ditengah itu,
bisikan menggelayutimu dan mengingatkanmu akan perbuatan tidak pantas yang
dilakukan pacarmu tadi. kau menggeleng keras untuk mengusir bisikan tadi, tapi
sekeras apapun kau menolak bisikan itu lebih kuat dan menguasai tubuhmu. Tanpa
keraguan, kau tancapkan lebih dalam balok kacu tadi kedalam perut pacarmu,
membuat perutnya menganga lebar, darah berciprat mengotori wajah dan gaun
cream-mu. Kau kesetanan, sekuat tenaga kau tarik balok kayu tadi sampai lepas,
nyawa pacarmu sudah tidak tertolong dia merenggang nyawa sesaat setelah kau
tancapkan lebih dalam balok kayu tadi.
Kini kau
beralih melihat kearah perut yang sudah tidak rata itu, jeroan didalamnya
berceceran tidak pada tempatnya dengan bagian yang sudah hancur dan berhambur
aibat tarikan balok itu. Kau singsingkan lengan gaunmu yang sepanjang siku. Kau
masukkan tanganmu kedalam perut pacarmu dan mengoyak-oyak isinya, menarik sulur
panjang berwarna pink pucat hingga pada ujungnya kau menarik sulur itu dengan
kuat sampai terdengar bunyi putus, kau lemparkan ujung sulur panjang itu
kesembarang arah membuatnya terlihat mengerikan. Berwarna pink dan berhiaskan
darah segar. Bau anyir segera mengisi ruangan gelap itu. Tidak puas, kini kau
mengacak-acak isi perut itu, merasa jika pergerakan tanganmu didalam perut tidak
leluasa, kau sobek kulit tebak itu sekuat tenaga.
Krieeek
Berhasil,
perutnya kini membuka semakin lebar, memamerkan isi perut yang tersisa, kau
ambil jantung pacarmu dan menggigitnya sampai bocor, darah memuncrat. Sudah
banyak yang kau hancurkan didalam perut pacarmu, bahkan tulang rusuknya sudah hancur karena diremukkan
olehmu. Kau puas dan tersenyum tipis kemudian bangkit berdiri. Disaat bangkit
berdiri tubuhmu terasa lemas, seperti kekuatanmu hilang, kau menoleh kebalakang
dan melihat tubuh pacarmu sudah separah itu kau shock dan tersungkur kelantai,
bergerak merayap untuk menjauhi tubuh pacarmu dan terpojok dipojokan ruangan.
Kejadian itu
tergambar sangat jelas, bahkan kau sekarang merasa mual dan memuntahkan air
mineral yang kau minum.
+++++
Laki-laki
itu duduk dikursi belakang bus, dia mengenakan heand setnya dan memejamkan mata
menikmati alunan lagu dari ipodnya. Tiba-tiba dia merasakan kehangatan menerpa
tubuh bagian kirinya, dia membuka mata dan hidungnya dihadapkan pada bahu yang
sangat indah. Bau parfum ibunya, bahkan ini lebih kuat, sepertinya wanita
disampingnya mengenakan parfum terlalu berlebihan. Wanita disampingnya
mengenakan mantel biru tua mewah, sangat tidak cocok sekali jika wanita
berpakaian seperti itu naik bus umum. Laki-laki itu mendecak heran, dia
memperhatikan penampilan wanita disampingnya, gaya rambutnya acak-acakan,
tubuhnya seperti bergetar, pandangan wanita itu juga hambar,dia tidak berani
menatap orang disekitarnya, bahkan saat kondektur meminta uang ongkos dia
memberikan uang 50 ribu dan tidak meminta uang kembali karena takut menatap
orang disekitarnya. Ada apa dengan gadis beraroma indah disampingnya ini pikir
laki-laki tadi.
Entah sudah
berapa lama laki-laki itu memperhatikan wanita disampingnya, bahkan dia saja
lupa tidak turun dari bus karena terlalau asyik memperhatikan wanita itu.
+++++
“ka..kau
siap..pa?” kau menatap ragu laki-laki didepamu yang membawakan kopi hangat saat
didalam café, dia mengenakan jaket rollink hitam, rambutnya ikal pendek, dan
tentu saja dengan tampang sempurna. Dia duduk dikursi yang berad didepanmu
tanpa menunggu kau mempersilahkannya. Dia menyodorkan secangkir kopi tanpa
menghiraukan tatapan menyelidikmu. Dia tersenyum ramah dan memintamu untuk
segera meminum kopinya dengan isyarat kepala.
“minumlah,
ini akan membuatmu tenang, setidaknya kafein didalamnya bisa sedikit membantu”
katanya, kau hanya diam, menatapnya lurus, didalam otakmu kau berfikir. Apakah
pria ini adalah polisi yang menyamar untuk meringkukmu kedalam penjara setelah
kejadian malam itu.
“kau siapa?’
tanyamu kembali lebih tegas, kau menghilangkan rasa takutmu.
“sama
sepertimu. Makhluk tuhan” jawabnya sembarang membuatmu kesal. Padahal kau pergi
ketempat ini untuk menenangkan diri dan menunggu seseorang bukannya mendapatkan
gangguan.
Kau berdiri
seketika, mendorong kursimu kebelakang dan berjalan menjauhi mejamu,
meninggalkan laki-laki itu, tanpa kau sadari sebuah tangan telah menarikmu
hingga kau mundur beberapa langkah.
“akan
kuantar” tawar laki-laki tadi membuatmu menautkan kedua alis. Apa maksud
perkataan dan perilaku laki-laki ini pikirmu.
+++++
“aromamu”
ucap laki-laki tadi akhirnya setelah kalian berdua terdiam membisudidepan pintu
apartemenmu.
Kau makin
ketakutan, aroma apa yang dia maksud. Apa aroma anyir dara yang dia maksud,
jika benar berarti itu gawat bagimu.
“parfum apa
yang kau pakai?” pertanyaan yang tidak logis.
“ah…yah
sudahlah kalau tidak mau menjawab” dia menyerah hanya kareana kau pandangi
dengan tatapan kosong.
Dia
menanyakan parfummu, bukan aroma anyir dara ditubuhmu. Kau lega, dalam hati
bersyukur.
+++++
Laki-laki
itu tersenyum tanpa sebab, dia berdehem sesuai dengan lantunan lagu dalam
ipodnya, kepalanya bergerak sesuai irama lagu. Dia menikmati hari ini, hari
yang mampu membuatnya melupakan kesedihan akan realita jika ibunya sudah
meninggal. Dia dapat tersenyum kembali hanya dengan mencium aroma parfum ibunya
dalam tubuh wanita tadi, wanita aneh itu.
+++++
Kembali
bayangan menakutkan itu memenuhi kepalamu, kau ketakutan dan meringkuk dibalik
selimutmu. Kau berteriak-teriak tidak terkendali setiap bayangan itu datang.
BRUAK…!!!
BRUAK…!!! BRUAK…!!!
“INI POLISI,
NONA ONI….KAMI TAHU ANDA DIDALAM, CEPAT SERAHKAN DIRI ANDA” suara dari mega
phone polisi dan gubrakan pintu yang keras mengagetkanmu, kau semakin
ketakutan.
Hingga kau
mendengar suara pintu yang terbanting keras, ternyata pemilik apartemen
memberikan kunci cadangan untuk membuka kamarmu, suara hiruk pikuk seketika
mengisi apartemenmu. Kau merasakan suara-suara itu semakin mendekat dan
memasuki kamarmu, selimutmu ditarik paksa oleh mereka, salah satu diantara
mereka menarik kakimu sampai tubuhmu terbanting kelantai. Polisi mencoba
melerai namun tidak bisa, wanita yang menarikmu terlanjur menguasai tubuhmu dan
akses bagi polisi-polisi untuk melerai. Wanita itu menginjak perut dan kakimu
bertubi-tubi sampai kau tidak dapat berteriak kesakitan. Polisi akhirnya dapat
menghentikan wanita itu meskipun ludahan mendarat tepat diwajahmu. Kau menjadi
makhluk hina saat itu juga.
Tidak mampu
memberikan perlawanan dan penolakan, kau dengan lemas diseret oleh 2 polisi
bertubuh tegap keluar dari apartemenmu, penghuni apartemen lainnya berjubel
didepan dan menggerubungimu dengan banyak sekali gunjingan tidak baik.
Bagaimanapun
juga, kau yang melakukannya dan kau yang harus menerima konsekuensi dari
perbuatanmu. Membunuh pacarmu sendiri meskipun pada saat membunuh kau tidak
ingat 100%.
+++++
Laki-laki
yang kemarin sekarang berjalan melewati jubelan manusia, dia membawa buket
bunga pink, menerobos barisan orang-orang dan mencari no apartemen wanita yang
memiliki aroma sama seperti ibunya. Dia memicingkan mata saat melihat 2 orang
polisis dan sekitar 4orang wanita dan 2 laki-laki berjalan beriringan
menggiring wanita kemarin, dia bingung dan segera bertanya pada orang
disekitarnya.
“ada apa
bibik?” tanyanya hati-hati.
“ada
penggerebekan polisi, katanya sih gadis itu pelaku mutilasi seorang pemuda
2hari lalu. Dan menurut rumor, korbannya adalah pacarnya sendiri” deg,
laki-laki itu terentak mendengar penuturan tadi. Mana mungkin gadis beraroma
seperti ibu itu adalah pembunuh. Rombongan itu sudah mendekat dan melewatinya,
tanpa sengaja mereka saling pandang, wanita itu menatap laki-laki tadi kembali dengan
tatapan kosong.
Benarkah
ini, aku tidak tidak percaya jika wanita itu adalah seorang pembunuh.
“Aku jatuh
cinta dengan seorang pembunuh yang memiliki aroma seperti ibu.”
+++++
1
tahun kemudian
Disebuah bangsal, seorang laki-laki berjalan dengan
didampingi oleh seorang polisi memasuki seuh ruangan, disana laki-laki tadi
disuruh menunggu sampai akhirnya seorang wanita datang dengan borgol di kedua
lengannya, wanita itu sekali lagi menatapnya dengan tatapan kosong.
“waktu kalian 15 menit” tegas polisi tadi.
+++++
Laki-laki itu lagi, dia selalu datang diminggu kedua
dan keempat setiap bulannya untuk menemuimu, entah siapa dia kau juga tidak
tahu, yang jelas kau pernah bertemu dengannya sekali dan dia langsung
menawarkan untuk mengantarmu pulang. Hanya itu tidak ada lagi. Bahkan seperti
saat ini, saat dia menjengukmu dipenjara kalian berdua kadang hanya saling
pandang dan kemudian sudah selesai.
Dan sekarang, kau memberanikan diri untuk mengatakan
apa maksud kedatangan laki-laki ini.
“apa maumu datang kemari saat ini?” tanyamu dingin.
Laki-laki dihadapnmu terlihat kaget karena kau yang duluan memulai pembicaraan.
“aku datang kesini karena aku mencintaimu” jawaban yang
membuatku tercengang.
“kau Gila” selorotmu.
“memang”
“kenapa?” tuntutmu.
“Aku mencintaimu, sebelum kita berdekatan, sejak
pertama aku melihatmu di bus. Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan bertemu dan
bersama untuk selamanya walau sekarang inilah keadaannya, aku akan menunggu”
Kembali diam, kau tidak mau mengatakan lebih karena itu
akan tambah menguak sebuah lelucon.
+++++
Butuh keberanian ekstra bagi laki-laki itu untuk
mengatakan semua isi hatinya, satu yang tidak ia katakan. Aroma wanita itu sama
seperti ibunya, dia tidak mengatakan hal tersebut karena takut. Takut akan
kehilangan.
Dia menunggu dan menunggu wanita didepannya akan
mengatakan sesuatu agar hatinya legah, naum tidak, sampai waktu jenguk berakhir
wanita didepannya hanya diam dan diam dengan tatapan kosong. Seakan hatinya
sama sekali tidak tersentuh oleh perkataan laki-laki itu.
===TAMAT===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar