CERPEN : TIDAK
SEPERTI KUCING
RATED : [PG 14]
GENDRE : LIFE,
ROMANCE
AUTHOR :
ZULAIPATNAM
STORY
Kucingku
ada 3, 1 betina dan 2 jantan. Bayangkan betapa indahnya hidup si betina,
dikelilingi oleh 2 pejantan yang mencintainya –itu menurutku- karena selama penelitianku
kurang lebih 2 thn, pejantan kucingku ini sama sekali tidak pernah berselingkuh
meskipun sifat alamiah kucing tidaklah setia pada satu pasangan. Aku salut akan
hal itu, dan secara tidak disengaja dan diketahui. Kucing betinaku telah
melakukan monogamy, aku selalu tersenyum sendiri jika menyadari hal seperti
itu. Mereka hewan dan tidak menyadari akan hal tersebut, sedangkan aku berjalan
di jalanan dan dilingkungan kehidupan. Kutatap semua pemandangan yang dapat
kulihat, ada banyak sekali laki-laki dan wanita di luar sini. Aku jadi
bertanya-tanya, apa di antara mereka ada yang memiliki hubungan seperti
kucingku. Hahahahah….aku sudah gila jika memikirkan akan hal itu, benar-benar
gila, lihat kodrat manusia dan hewan, manusia lebih sempurna dari hewan dan
menjadi makhluk ALLAH paling sempurna, mana mungkin manusia melakukan hal
sebodoh itu. Aku jadi yakin jika pasti tidak ada manusia yang melakukan hal
seperti kucingku itu.
“will
you marry me?.” Pertanyaan yang sudah kutunggu-tunggu sekitar 4 thn dari mulut
manisnya, aku mengangguk mantap dan menerima buket bunga plus cincin emas yang
di ulurkannya padaku. Aku sungguh senang bukan kepalang, di stasiun yang ramai
ini dia memberikan pertanyaan yang mampu membuatku melayang di awing-awang.
Dia, satu-satunya pria yang mampu membekukan perasaan cintaku padanya, memang
bukan tipeku untuk setia. Tapi dalam kasus percintaanku dengannya semua menjadi
berubah, bahkan aku rela dan sanggup menunggunya pulang dari luar kota untuk
menempuh kuliah S2. Sekarang dan sekarang akan kucatat peristiwa ini di buku
diary, akun Fb, Twitter, Blog dan semuanya, aku akan mengabadikannya di segala
tempat yang dapat kugunakan.
++++++
“ada
sesuatu di hidungmu.” Tangannya terulur dan mengambil sehelai benang warna
hijau di atas hidungku, memang sengaja aku membiarkan benang tadi karena malas
untuk mengambilnya, toh setelah kuambil akan berjatuhan lagi dan mengenai
tubuhku. Dia memang baik namun sayang, aku tidak menyukainya. Dia terlalu
lebay, sok, dan berperangai buruk.
++++++
Dua
pria yang ada dikehidupanku untuk saat ini, dua pria dalam taraf hidup berbeda,
dua pria yang memiliki hal-hal yang berbeda pula. Aku hanya diam dan diam,
sudah tentu aku akan memilih jalan menjadi wanita setia.
Saat
sore hari aku memberi makan kucingku, mereka berkerumun di hadapanku dengan
mengeong kelaparan, dapat kulihat itu dari rintihan suara yang mengisyaratkan
kelaparan dan perut mereka yang tidak buncit dan kempes.
“apa
kalian lapar?.” Tanyaku seperti orang bodoh, padahal meskipun aku berkicau sampai
mulutku sobek mereka juga tidak akan mengerti. Mereka hanya menunggu makan.
Kubuka
bungkus sereal kucing dan menuangkannya di mangkoq besar, memang sengaja untuk
hari ini aku menjadikan satu tempat untuk makanannya, aku malas untuk mencuci
dan bersih-bersih. Suatu pemandangan mengejutkan untukku, saat mereka bertiga
makan, salah satu diantar pejantan mundur dan tidak menganggu acara makan si
betina dan jantan satunya lagi. Dia mengalah. Akankah manusia mengalah demi
kebahagiaan. Setidaknya itu filosofi yang kudapatkan.
+++++
“cintaku
lebih besar dibandingkan dia kepadamu.” Reza mencoba meyakinkanku, aku tentu
saja mengangguk dan mengiyakan. Bagaimana bisa aku tidak menganggap cintanya
lebih besar, dia kekasihku dan aku bertaruh akan semuanya demi dia yang kembali
disisiku. Dan sekarang dia berbicara tentang besarnya cintanya, tanpa kau
mengatakan apapun aku sudah percaya.
“aku
tidak akan pergi meninggalkanmu, untuk apa kau mengatakan hal itu. Jangan
beranggapan jika dihatiku ada hati lain yang mencairkan kebekuan cinta kita.”
Yakinku. Kuraih tangannya dan meremas jemarinya kuat-kuat. “percayalah
padaku!.” Yakinku kembali. Dia mengembangkan senyumnya begitu pula denganku.
Kami saling bertatapan dalam senyum.
++++++
“jangan
mengabaikan keberadaanku, lihatlah aku!. Aku mohon.” Dia memohon. Aku hanya
melihatnya dengan aneh, ada apa dengan bocah ini. Bahkan saat istirahat tadi
dia sama sekali tidak menyapaku, dan sekarang saat kami berada di loker barang.
Dia tiba-tiba menarikku menjauh dari keramaian dan mengatakan kalimat tadi.
“kau
bicara apa bocah.” Jawabku sekenanya.
“aku
mengatakan perasaan yang selama ini mengekangku. Kau terus-terus saja
menganggapku tidak ada seperti angin lalu, aku sudah muak dan cukup kenyang
merasakan perlakuan itu. Apa kau tidak menyadari perasaanku padamu. Hah!.”
Bahkan dia sekarang membentakku di akhir kalimatnya.
“aku
bukan kucing.” Jawabku lagi, dia menautkan alis dan bingung.
++++++
Fikiranku
kacau setelah kejadian itu, bocah 5 thn lebih muda dariku itu tiba-tiba saja
menyeretku kedalam garis hatinya, dia seperti memaksaku untuk menerima
keberadaannya. Aku bukan kucing, bahkan jika melihat kucingku sendiri aku
tersenyum meremehkan, dan sekarang bocah itu memintaku melihat kearahnya. Cukup
satu yang membekukan hatiku, aku tidak ingin lebih karena itu akan semakin
membekukan hatiku hingga aku tidak dapat merasakan apapun dalam kehidupan ini.
Kutatap
kalender duduk di meja riasku, 24 Maret 2012, hari dimana aku dan Reza akan
mengadakan acara tunangan, bahkan tanggal 24 disana sudah kulingkari dengan
spidol besar warna merah. Aku berandai-andai jika di saat pertunangan nanti dia
akan menciumku didepan umum untuk mengeskpresikan cintanya, namun segera
kutepis pemikiran itu. Aku tidak akan melakukan hal seperti kucing. Bebas dan
tanpa batas.
++++++
Dihari
pertunangan, acara sangat meriah karena Reza adalah putra pertama dari kepala
Desa XXX, banyak sekali hadirin yang datang. Kukira hanya akan mengundang
kerabat, namun nyatanya tidak. Aku tahu bagaimana dunia politik, pastinya acara
pertunangan ini tidak luput dari politik ayah Reza, tuan Hari.
Tiba
di acara inti, Reza menarikku untuk berjalan menaiki panggung, disana sudah
berdiri ayah Reza dengan nampan yang dibawakan gadis berparas cantik. Ada
secuap dua cuap dari mulut ayah Reza, sang kepala Desa yang benar dugaanku
tidak jauh dari unsure politiknya. Bahkan dengan beraninya ayah Reza mengatakan
jika penerusnya kelak adalah Reza. Itu sungguh hal memalukan karena posisi
kelapa Desa bukanlah seperti dikerajaan, namun itu dari pertimbangan keras dan
pemilihan rakyat. Sungguh lucu jika Tn Hari mengatakan kalimat tadi tanpa
memberikan embel-embel lain.
Reza
mulai memasangkan cincin di jariku, aku tersenyum puas. Akhirnya penantianku.
Tapi itu gagal total dan hancur ketika seorang pria berlari dan berteriak.
Bocah itu datang dengan gayanya yang premanisme, aku mengerutkan dahi dan
mendesah kesal. Apa tujuan bocah itu datang seperti ini.
“hentikan
acara pertunangan ini?.” Teriaknya membahana di seisi ruang pertemuan perangkat
desa yang disulap menjadi tempat pertunangan.
“siapa
dia?.” Reza berbisik tepat ditelingkau dengan tidak ketara.
Aku
mengedikkan bahu, bergaya tidak tahu apa-apa.
“sudah
kubilang untuk kau melihatku dengan jelas, jangan mengabaikanku. Tapi kenapa
sekarang malah seperti ini?.” Rintihnya seperti akan menangis.
Aku
menjadi kasihan dan berniat turun dari panggung untuk menyentuh pundaknya
memberikan semangat. Itu hanya di fikiranku, karena tubuhku sama sekali tidak
sinkron. Aku tidak mungkin turun kesana dan membenarkan aib yang ditimbulkan
bocah tadi kepada keluarga Reza, apalagi jika kau turun maka itu akan
menghasilkan gossip baru yang sangat merugikan.
“dia
mengatakan itu semua kepadamu?.” Reza memberitahuku, jangan bodoh dan idiot,
sudah tentu aku mengetahuinya meskipun kau tidak memberitahuku.
Aku
bukan kucing yang akan memilih lebih dari 1 pembeku di hatiku, aku akan setia
pada Reza selama dia setia kepadaku. Aku hidup di dunia manusia yang sehat dan
logis, bukan dunia yang tercemar dan tidak logis. Kodratku sebagai manusia akan
tetap kujaga, pembeku dihatiku hanya satu meskipun suatu saat nanti penentu
hidup akan berkata lain. setidaknya satu yang harus kulakukan sekarang. tidak bersikap
seperti kucing, aku setia dan akan seperti itu untuk selamanya, setidaknya
kucing saja akan mengala, apakah kisah hidup kucingku kuikuti sampai saat ini.
Jika ia berarti bocah itu yang terpaksa kusingkirkan dari panggung sandiwara
kucing ini.
===
TAMAT ===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar