Minggu, 22 Januari 2012

AROMAMU


Tittle : Aromamu
Author : Zulaipatnam
Gendre : Romance, Thriller
Rated : [PG 15] [NC 16]
Cast :
  1. Lee Donghae (Super Junior sebagai dia = Laki-laki)
  2. Seorang wanita sebagai kau

Nb: semua sudut pandang di FF ini adalah dari Author.

STORY

Lihat mayat yang berada didekatmu, mayat itu hancur tidak berbentuk dibagian perutnya. Sayatan dan cabikan kasar menghiasi perut yang tadinya ber abs sempurna itu. Kau duduk ketakutan dipojok ruangan dengan memeluk lututmu erat tidak berani melihat kearah mayat yang tadinya adalah pacarmu sendiri. Gaun warna cream indahmu hampir separuhnya sudah berwarna merah darah, tatanan rambutmu acak-acakan berkat bergulatan hebat dengan pacarmu tadi, diwajahmu terasa sedikit kaku karena ada bercak-bercak darah yang sudah mengering.
+++++
Kau berlari ketakutan, melihat kekanan, kiri, dan belakangmu karena merasa seperti ada orang yang mengikutimu sedari tadi dari tempat lokasi. Kau terus-terus berlari dijalanan sepi tanpa henti dengan bertelanjang kaki. Kakimu kini sudah mulai terasa pegal dan perih akibat berlari, kau berada di tempat yang tidak kau kenal, tempat yang gelap, basah, dan berbau. Gang buntu yang menjadi tempat pembuangan sampah. Nafasmu tidak beraturan, rasanya dunia berputar lebih cepat dari keadaan normal saat kau menyadari jika kau masih hidup dan selamat. Tanganmu mencoba mencari tempat bersandar didinding-dinding gang yang dingin, dengan menyeret tubuhmu kau berjalan kembali untuk keluar dari gang buntu itu siap menghadapi kenyataan dunia yang sebenarnya.
++++
Seorang laki-laki menghirup aroma parfum dari botolnya dengan penuh gairah, dia memejamkan matanya dan merasakan setiap detail wangi parfum tersebut seperti saat inilah terakhir kalinya dia dapat menghirup wangi parfum itu. Dia duduk didepan meja rias dengan memegang botol parfum ditangan kanannya dan berkali-kali mendekatkan botol tersebut kehidupngnya untuk kembali menyedot aroma parfum tersebut.
Ditengah aktifitasnya bulir air mata menyusup keluar dari ekor matanya, air mata itu turun secara halus kepipinya dan menetes kemeja rias meninggalkan bekas tetes air mata.
Flash back
Dari kejauhan berdiri seorang wanita menggandeng bocah lucu yang mengenakan topi monyet, wanita itu bergaya high class, berbanding terbalik dengan bocah yang ia gandeng. Keduanya masuk kedalam sebuah panti asuhan, siboch didudukkan dikursi tunggu sedangkan siwanita yang adalah ibunya masuk kedalam ruangan dibelakang kursi tunggu itu. Bocah tadi bermain-main dengan topi monyetnya dan bercanda senriri mengajak bicara topi monyetnya.
Beberapa menit kemudian wanita tadi keluar dengan seorang wanita paruh baya yang menggenakan kerudung, bocah itu berlari kecil menuju ibunya, dia memeluk ibunya erat dan mencium aroma parfum ibunya dalam-dalam. Ibunya menerima perlakuan anaknya dan membalas pelukannya penuh kasih sayang. Wanita berkerudung mendekati bocah yang kini sudah tidak lagi memeluk ibunya, dia menggendong paksa bocah tadi kemudian member salam pada ibu si bocah. Keduanya berjalan berbeda arah, wanita berkerudung berjalan kearah masuk sedangkan ibu si bocah berjalan keluar. Si bocah menangis dan meraung-raung minta turun dari gendongan wanita berkerung namun nihil, kekuatannya tidak sepadan dengan wanita berkerudung.
Sejak saat itulah bocah tadi menjadi penghuni panti asuhan, dia tidak menanyakan apa alasan ibunya meninggalkannya sendirian disini, dia masih kecil untuk mengerti itu. Sampai pada saat dia dewasa satu yang sama sekali tidak ia lupakan. Wangi parfum ibunya, bagaimanapun dia adalah anak dari wanita itu, sejahat apa wanita yang telah melahirkannya dia tetap berniat untuk kembali kepangkuan ibunya. Dan satu cara yang ia lakukan, menghirup wangi parfum ibunya yang ia temukan setelah menghirup wangi parfum iu panti khusus bayi.
End of Flash back
Dan kini, saat dia telah menemukan ibunya, dia dihadapkan pada kenyataan jika ibunya telah meninggal dikarenakan penyakit leukemia yang sudah diderita selama 2 thn terakhir ini, keluarganya menerima dengan terbuka kedatangan anak tadi. dan seakrang dia menghirup secara puas wangi parfum ibunya yang ternyata tidak berubah dari dulu.
+++++
Kau ketakutan, kau tenggelamkan tubuhmu kedalam bak mandi dan mencampurkan banyak sekali sabun cair kedalamnya, menggosok sekujur tubuhmu berhatap ayir darah dari kekasihmu akan hilang. Tidak cukup disitu, setelah selesai mandi kau berlari kedepan almari besar yang berisikan semua pakaianmu, mencari baju yang tebal dan panjang seperti mantel yang sudah kau pegang sekarang, mantel warna biru tua dengan hiasan bulu dibagian kerahnya. Cepat-cepat kau kenakan mantel tadi tanpa mengenakan dalaman terlebih dahulu, setelah itu kau beralih kedepan meja rias, mencari parfum milikmu. Kau mendapatkannya dan mulai menyemprotkan parfummu kesekujur tubuhmu, dari atas sampai bawah tanpa sisa. Tidak puas, bahkan kau membuka tutup botol parfummu dan mengucurkan seuruh isinya kesemua bagian bajumu. Berharap aroma parfummu akan mengalahkan bau anyir dara dan dosa ditubuhmu
Aroma wangi semerbak parfummu memenuhi apartemen sekarang, kau tengah tertidur karena lelah, takut, cemas, dan dorongan untuk melakukan lebih pada orang didekatmu datang. Kau tidur dengan meringkuk dibalik selimutmu, guling kau kenakan agar dapat membuat rasa takutmu hilang.
Dipagi hari kau terbangun oleh suara jam wekermu, kau menyeret tubuhmu keluar kamar tidur dan duduk meja dapur dan menegak air putih yang tadi kau ambil. Kau menegak air putih itu sambil memejamkan mata memabayangkan kejadian kemarin malam yang secara otomatis memenuhi kepalamu.
Kejadian dimana pacarmu mendorong tubuhmu menjauhi keramaian jalanan menuju gang sempit dan memaksamu masuk kedalam ruangan gelap yang kau yakini adalah bagian belakang sebuah toko yang kosong. Didalam sana pacarmu mulai mencoba untuk menghinamu dengan sentuhannya, kau tidak terima dan mencoba untuk menolak, meronta agar segera dilepaskan namun nihil. Hingga pada akhirnya kau memberikan penyergaan kuat dan berhasil. Kau berlari kepojokan ruangan dan menemukan balok-balok kayu yang tidak tumpul disana, saat pacarmu tersenyum bengis ingin mendekatimu lagi kau menghunuskan balok kayu tadi dan tepat menekan bagian perut pacarmu hinga menancap saking kuatnya kau menghunuskannya, bahkan tubuh pacarmu terhentak beberapa meter sebelum akhirnya terhenti karena membentur tembok, bagian tidak tumpul itu membuat darah segar mengalir dari tepi-tepi balok kayu tadi, wajah datar menghiasi wajah pacarmu. Kau ketakutan dan melepaskan balok kayu itu, kau mencoba untuk melepaskan balok kayu yang menancap berharap dapat menyelamatkan nyawa pacarmu. Tidak kuat menahan rasa sakit akibat perut yang tertusuk pacarmu limbruk kelantai. Kau memekik tak kuat melihat pemandangan didepanmu, seketika itu juga kau berjongkoq dan mencoba kembali menyelamatkan nyawa pacarmu, meminta maaf, dan menangis. Namun ditengah itu, bisikan menggelayutimu dan mengingatkanmu akan perbuatan tidak pantas yang dilakukan pacarmu tadi. kau menggeleng keras untuk mengusir bisikan tadi, tapi sekeras apapun kau menolak bisikan itu lebih kuat dan menguasai tubuhmu. Tanpa keraguan, kau tancapkan lebih dalam balok kacu tadi kedalam perut pacarmu, membuat perutnya menganga lebar, darah berciprat mengotori wajah dan gaun cream-mu. Kau kesetanan, sekuat tenaga kau tarik balok kayu tadi sampai lepas, nyawa pacarmu sudah tidak tertolong dia merenggang nyawa sesaat setelah kau tancapkan lebih dalam balok kayu tadi.
Kini kau beralih melihat kearah perut yang sudah tidak rata itu, jeroan didalamnya berceceran tidak pada tempatnya dengan bagian yang sudah hancur dan berhambur aibat tarikan balok itu. Kau singsingkan lengan gaunmu yang sepanjang siku. Kau masukkan tanganmu kedalam perut pacarmu dan mengoyak-oyak isinya, menarik sulur panjang berwarna pink pucat hingga pada ujungnya kau menarik sulur itu dengan kuat sampai terdengar bunyi putus, kau lemparkan ujung sulur panjang itu kesembarang arah membuatnya terlihat mengerikan. Berwarna pink dan berhiaskan darah segar. Bau anyir segera mengisi ruangan gelap itu. Tidak puas, kini kau mengacak-acak isi perut itu, merasa jika pergerakan tanganmu didalam perut tidak leluasa, kau sobek kulit tebak itu sekuat tenaga.
Krieeek
Berhasil, perutnya kini membuka semakin lebar, memamerkan isi perut yang tersisa, kau ambil jantung pacarmu dan menggigitnya sampai bocor, darah memuncrat. Sudah banyak yang kau hancurkan didalam perut pacarmu, bahkan tulang  rusuknya sudah hancur karena diremukkan olehmu. Kau puas dan tersenyum tipis kemudian bangkit berdiri. Disaat bangkit berdiri tubuhmu terasa lemas, seperti kekuatanmu hilang, kau menoleh kebalakang dan melihat tubuh pacarmu sudah separah itu kau shock dan tersungkur kelantai, bergerak merayap untuk menjauhi tubuh pacarmu dan terpojok dipojokan ruangan.
Kejadian itu tergambar sangat jelas, bahkan kau sekarang merasa mual dan memuntahkan air mineral yang kau minum.
+++++
Laki-laki itu duduk dikursi belakang bus, dia mengenakan heand setnya dan memejamkan mata menikmati alunan lagu dari ipodnya. Tiba-tiba dia merasakan kehangatan menerpa tubuh bagian kirinya, dia membuka mata dan hidungnya dihadapkan pada bahu yang sangat indah. Bau parfum ibunya, bahkan ini lebih kuat, sepertinya wanita disampingnya mengenakan parfum terlalu berlebihan. Wanita disampingnya mengenakan mantel biru tua mewah, sangat tidak cocok sekali jika wanita berpakaian seperti itu naik bus umum. Laki-laki itu mendecak heran, dia memperhatikan penampilan wanita disampingnya, gaya rambutnya acak-acakan, tubuhnya seperti bergetar, pandangan wanita itu juga hambar,dia tidak berani menatap orang disekitarnya, bahkan saat kondektur meminta uang ongkos dia memberikan uang 50 ribu dan tidak meminta uang kembali karena takut menatap orang disekitarnya. Ada apa dengan gadis beraroma indah disampingnya ini pikir laki-laki tadi.
Entah sudah berapa lama laki-laki itu memperhatikan wanita disampingnya, bahkan dia saja lupa tidak turun dari bus karena terlalau asyik memperhatikan wanita itu.
+++++
“ka..kau siap..pa?” kau menatap ragu laki-laki didepamu yang membawakan kopi hangat saat didalam cafĂ©, dia mengenakan jaket rollink hitam, rambutnya ikal pendek, dan tentu saja dengan tampang sempurna. Dia duduk dikursi yang berad didepanmu tanpa menunggu kau mempersilahkannya. Dia menyodorkan secangkir kopi tanpa menghiraukan tatapan menyelidikmu. Dia tersenyum ramah dan memintamu untuk segera meminum kopinya dengan isyarat kepala.
“minumlah, ini akan membuatmu tenang, setidaknya kafein didalamnya bisa sedikit membantu” katanya, kau hanya diam, menatapnya lurus, didalam otakmu kau berfikir. Apakah pria ini adalah polisi yang menyamar untuk meringkukmu kedalam penjara setelah kejadian malam itu.
“kau siapa?’ tanyamu kembali lebih tegas, kau menghilangkan rasa takutmu.
“sama sepertimu. Makhluk tuhan” jawabnya sembarang membuatmu kesal. Padahal kau pergi ketempat ini untuk menenangkan diri dan menunggu seseorang bukannya mendapatkan gangguan.
Kau berdiri seketika, mendorong kursimu kebelakang dan berjalan menjauhi mejamu, meninggalkan laki-laki itu, tanpa kau sadari sebuah tangan telah menarikmu hingga kau mundur beberapa langkah.
“akan kuantar” tawar laki-laki tadi membuatmu menautkan kedua alis. Apa maksud perkataan dan perilaku laki-laki ini pikirmu.
+++++
“aromamu” ucap laki-laki tadi akhirnya setelah kalian berdua terdiam membisudidepan pintu apartemenmu.
Kau makin ketakutan, aroma apa yang dia maksud. Apa aroma anyir dara yang dia maksud, jika benar berarti itu gawat bagimu.
“parfum apa yang kau pakai?” pertanyaan yang tidak logis.
“ah…yah sudahlah kalau tidak mau menjawab” dia menyerah hanya kareana kau pandangi dengan tatapan kosong.
Dia menanyakan parfummu, bukan aroma anyir dara ditubuhmu. Kau lega, dalam hati bersyukur.
+++++
Laki-laki itu tersenyum tanpa sebab, dia berdehem sesuai dengan lantunan lagu dalam ipodnya, kepalanya bergerak sesuai irama lagu. Dia menikmati hari ini, hari yang mampu membuatnya melupakan kesedihan akan realita jika ibunya sudah meninggal. Dia dapat tersenyum kembali hanya dengan mencium aroma parfum ibunya dalam tubuh wanita tadi, wanita aneh itu.
+++++
Kembali bayangan menakutkan itu memenuhi kepalamu, kau ketakutan dan meringkuk dibalik selimutmu. Kau berteriak-teriak tidak terkendali setiap bayangan itu datang.
BRUAK…!!! BRUAK…!!! BRUAK…!!!
“INI POLISI, NONA ONI….KAMI TAHU ANDA DIDALAM, CEPAT SERAHKAN DIRI ANDA” suara dari mega phone polisi dan gubrakan pintu yang keras mengagetkanmu, kau semakin ketakutan.
Hingga kau mendengar suara pintu yang terbanting keras, ternyata pemilik apartemen memberikan kunci cadangan untuk membuka kamarmu, suara hiruk pikuk seketika mengisi apartemenmu. Kau merasakan suara-suara itu semakin mendekat dan memasuki kamarmu, selimutmu ditarik paksa oleh mereka, salah satu diantara mereka menarik kakimu sampai tubuhmu terbanting kelantai. Polisi mencoba melerai namun tidak bisa, wanita yang menarikmu terlanjur menguasai tubuhmu dan akses bagi polisi-polisi untuk melerai. Wanita itu menginjak perut dan kakimu bertubi-tubi sampai kau tidak dapat berteriak kesakitan. Polisi akhirnya dapat menghentikan wanita itu meskipun ludahan mendarat tepat diwajahmu. Kau menjadi makhluk hina saat itu juga.
Tidak mampu memberikan perlawanan dan penolakan, kau dengan lemas diseret oleh 2 polisi bertubuh tegap keluar dari apartemenmu, penghuni apartemen lainnya berjubel didepan dan menggerubungimu dengan banyak sekali gunjingan tidak baik.
Bagaimanapun juga, kau yang melakukannya dan kau yang harus menerima konsekuensi dari perbuatanmu. Membunuh pacarmu sendiri meskipun pada saat membunuh kau tidak ingat 100%.
+++++
Laki-laki yang kemarin sekarang berjalan melewati jubelan manusia, dia membawa buket bunga pink, menerobos barisan orang-orang dan mencari no apartemen wanita yang memiliki aroma sama seperti ibunya. Dia memicingkan mata saat melihat 2 orang polisis dan sekitar 4orang wanita dan 2 laki-laki berjalan beriringan menggiring wanita kemarin, dia bingung dan segera bertanya pada orang disekitarnya.
“ada apa bibik?” tanyanya hati-hati.
“ada penggerebekan polisi, katanya sih gadis itu pelaku mutilasi seorang pemuda 2hari lalu. Dan menurut rumor, korbannya adalah pacarnya sendiri” deg, laki-laki itu terentak mendengar penuturan tadi. Mana mungkin gadis beraroma seperti ibu itu adalah pembunuh. Rombongan itu sudah mendekat dan melewatinya, tanpa sengaja mereka saling pandang, wanita itu menatap laki-laki tadi kembali dengan tatapan kosong.
Benarkah ini, aku tidak tidak percaya jika wanita itu adalah seorang pembunuh.
“Aku jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang memiliki aroma seperti ibu.”
+++++
1 tahun kemudian
Disebuah bangsal, seorang laki-laki berjalan dengan didampingi oleh seorang polisi memasuki seuh ruangan, disana laki-laki tadi disuruh menunggu sampai akhirnya seorang wanita datang dengan borgol di kedua lengannya, wanita itu sekali lagi menatapnya dengan tatapan kosong.
“waktu kalian 15 menit” tegas polisi tadi.
+++++
Laki-laki itu lagi, dia selalu datang diminggu kedua dan keempat setiap bulannya untuk menemuimu, entah siapa dia kau juga tidak tahu, yang jelas kau pernah bertemu dengannya sekali dan dia langsung menawarkan untuk mengantarmu pulang. Hanya itu tidak ada lagi. Bahkan seperti saat ini, saat dia menjengukmu dipenjara kalian berdua kadang hanya saling pandang dan kemudian sudah selesai.
Dan sekarang, kau memberanikan diri untuk mengatakan apa maksud kedatangan laki-laki ini.
“apa maumu datang kemari saat ini?” tanyamu dingin. Laki-laki dihadapnmu terlihat kaget karena kau yang duluan memulai pembicaraan.
“aku datang kesini karena aku mencintaimu” jawaban yang membuatku tercengang.
“kau Gila” selorotmu.
“memang”
“kenapa?” tuntutmu.
“Aku mencintaimu, sebelum kita berdekatan, sejak pertama aku melihatmu di bus. Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan bertemu dan bersama untuk selamanya walau sekarang inilah keadaannya, aku akan menunggu”
Kembali diam, kau tidak mau mengatakan lebih karena itu akan tambah menguak sebuah lelucon.
+++++
Butuh keberanian ekstra bagi laki-laki itu untuk mengatakan semua isi hatinya, satu yang tidak ia katakan. Aroma wanita itu sama seperti ibunya, dia tidak mengatakan hal tersebut karena takut. Takut akan kehilangan.
Dia menunggu dan menunggu wanita didepannya akan mengatakan sesuatu agar hatinya legah, naum tidak, sampai waktu jenguk berakhir wanita didepannya hanya diam dan diam dengan tatapan kosong. Seakan hatinya sama sekali tidak tersentuh oleh perkataan laki-laki itu.

===TAMAT===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar