Selasa, 04 Oktober 2011

SEBAGIAN CERITAKU

Tittle : Jalan Hidup Gadis Ayah

Author : Zulai

Gendre : Romance

Rated : 15+


STORY

“kau disini menanti sesuatu yang tidak ada.” bisik reza ditelinga oni. semilir angin memecah kehangatan suasana yang berusaha oni ciptakan agar keduanya tidak canggung.

“untuk apa bersedih.. Dalam hidupmu, dia mungkin adalah segalanya, tapi bagaimana jika dalam hidupnya?, apakah dirimu adalah segalnya juga??.” kembali reza mengucapkan kalimat yang menyayat hati. Air mata mulai menetes perlahan dari mata Oni, Reza mengusap air mata itu dengan jemarinya. Berusaha menghibur dengan mengelus pundak Oni ringan.

“sedihmu ini tidak ada arti jika masih ada aku disampingmu.” Reza mengatakannya dengan mantap tanpa memperdulikan suasana hati Oni yang kacau. Oni menatap mata Reza tajam, seolah ingin mengamuk dan membunuh Reza sekarang juga. Tidak bisakah laki-laki didepannya ini diam dan mengerti perasaannya.

“aku akan selalu bersamamu, menjagamu, menemanimu saat senang dan sedih, tahukah kau oni, cintaku padamu sangat dalam sampai badaipun tidak akan mampu menerjangnya”

“kau hanya menunggu ilusi. Dia sudah pergi dan tidak akan kembali, cintamu pergi saat dia juga pergi, ingat betapa jahat dan angkuhnya dia saat bersamamu dulu” sekelebat kenangan terbesit dalam ingatan Oni, kenangan saat dirinya masih bersama dengan Gilang. pacar yang sudah ia pacari selama 3thn, tapi tidak pernah memberikan secuil-pun kebahagiaan, malah penghianatan dan rasa sakit.

“cukup Reza” bentak Oni dalam tangis, begitu sepi disini, batu nisan gilang masih kokoh berdiri begitu juga dengan tanah merah yang masih basah.

Perlahan Reza memeluk Oni dari belakang, Oni berontak dan menolak tapi reza tidak menghiraukannya. “masih ada aku disini Oni. ingat itu” bisik reza lagi. Oni mulai berhenti menangis. Oni membiarkan kepalanya bersandar didada Reza, menenangkan dirinya sejenak dari kesedihan yang ia rasakan sekarang.

“kau mau kita pulang sekarang?” tanya Reza, Oni mengangguk dan keduanya melepaskan pelukan untuk berjalan pulang kearah mobil yang terparkir diluar area pemakaman.

++++

“anakmu sudah besar dan Gilang sudah meninggal. Apa kamu masih mau menjadi janda gilang dan menunggu harta warisan kedua orang tua suamimu itu?” Sarah hanya menunduk mendengar ucapan kakaknya itu, ada benarnya juga apa kata Deni, kini dia hanya seorang janda beranak 1. Tidak mudah baginya untuk mengasuh anaknya seorang diri, Sarah harus mencari sandaran hidup demi masa depan anaknya.

++++

6 bulan berlalu.

“siapa wanita itu?” tanya Oni sambil menunjuk keatas ranjang. Reza tergagap harus menjawap apa. Dia sendiri juga tidak tahu harus menjawap apa. Yang ia ketahui hanyalah saat itu dirinya dan beberapa teman sedang minum di bar kemudian…

“kamu bilang kamu akan bersamaku, menjagaku. Tapi apa?. Cih semua itu Cuma bullshiet.” Reza masih bingung, sementara wanita yang berada di atas ranjang Reza hanya diam dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

“bruuuaaak” Oni membanting rantang di tangannya, sebenarnya tadi Oni berniat untuk membangunkan Reza sekaligus membawakan sarapan.

Nasi, ikan dan sayur. Bercecar menjadi satu di atas lantai. Oni berjingkat mendekati wanita yang berada di atas ranjang, setelah jarak mereka cukup dekat, dengan cepat Oni mendaratkan tamparannya dipipi wanita tadi.

“itu balasan untukmu karena sudah tidur dengan tunanganku. Dasar Wanita XXXX” umpat oni dengan nafas yang memburu. Yah…kini Reza dan Oni sudah bertunangan.

Reza tidak mencoba menghentikan aksi gila Oni, tubuhnya terlalu lemas untuk digerakkan dan lidahnya kelu untuk mengatakan secuil kalimat permohonan untuk Oni.

“jangan pernah menemuiku” bisik Oni saat berpapasan dengan Reza dan keluar dari dalam rumah Reza dengan membanting pintu.

Seperginya oni. wanita diatas ranjang memegangi pipinya yang terkena tamparan, Reza mulai berani mengangkat kepalanya dan menggerakkan tubuhnya, mendekati wanita tadi.

“kamu siapa?. Apa yang kamu lakukan dirumahku saat ini?” tanya Reza, wanita tadi tersenyum simpul dan memandang Reza dengan tatapan tidak percaya.

“jadi seperti ini yang kau lakukan kepada wanita XXX, ingat tadi malam, apa yang sudah kau lakukan padaku, ingat saat kau merayuku untuk tidur bersamamu, ingat semuanya. Heh.”

Hening diantara kedunya.

++++

Oni pergi. Pergi menjauh meninggalkan keluarga, pekerjaan, teman dan cintanya. Ini sudah kedua kalinya dia dihianati oleh laki-laki. Hatinya sudah cukup hancur saat mengetahui Gilang sudah menikah dengan wanita lain dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 2 thn. Sekarang giliran Reza yang dulu mengaku akan menjadi pengganti Gilang dihatinya, ternyata dia sama saja, malah dia melakukan hal yang sangat menjijikkan didepan mata Oni.

Menarik kopernya menelusuri trotoar jalan, Oni menahan tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya, genangan air mata di matanya sudah mau luber dari tadi, tapi oni buru-buru mengusap sebelum hal itu terjadi. Jalannya sedikit lemas saat melewati sebuah jalan panjang lurus tanpa ujung. Entah Oni ingin pergi kemana, tidak ada yang tahu kecuali waktu.

Dering ponsel tidak ia hiraukan. Sapaan pejalan kaki lainnya, panggilan para penjual kaki lima saat menjajahkan jualannya. Suara-suara itu seperti tidak ada dalam hidup Oni sekarang, yang ada hanya tangisan hatinya yang sudah sangat pilu.

Hingga sampai akhirnya Oni berniat menyebrang jalan untuk menuju ATM.

“tiin tiin tiin” klakson mobil kijang warna hitam melengking sangat keras, teriakan orang-orang sekitar menambah riuh suasana. Oni tidak dapat mendengarnya, yang ia dengar hanya tangisan hatinya, tidak ada lagi. Sampai akhirnya.

++++

Reza terus mondar-mandir sementara ayah Oni duduk tenang dikursi tunggu depan ruang operasi. Sesekali Reza mengacak-acak rambutnya dan mengumpat pelan, ayah oni berdo’a dan berdo’a demi kesembuhan putri tunggalnya tersebut.

++++

menyesali perbuatannya, benar dia butuh sandaran hidup, tapi jalan yang diambilnya salah, hanya akan membuat dirinya, keluarga dan anak tercintanya mendapatkan caci maki. Dosa dan laknat dari allah. Uang didalam tasnya ia hamburkan dari atas jembatan, kertas-kertas berharga tersebut mengalir menyesurui sungat yang tenang dan hitam dengan sedikit gemerlip sinar dari pantulan langit malam dan bintang-bingtang-nya. Dengan senyum dan hati yang baru Sarah menjalani hidup barunya tanpa ada jejalan nafsu mencari kekayaan dengan cara haram demi anaknya .

++++

“maafkan aku Oni” rangkul Reza sesiumannya Oni, Oni sempat menolak dan menyuruh Reza pergi.

“aku mencintaimu Reza, kamu berjanji akan bersamaku selamanya meskipun itu mustahil, tapi kenapa kamu sendiri yang menghianatinya…???” heran Oni dalam dekapan Reza. Ayah hanya melihat dari luar, dari balik jendela. Ini bukan jangkauan ayah untuk ikut campur, ini jalan hidup putrid-nya, biar putrid-nya sendiri yang menyelesaikan semuanya. Ayah hanya sebagai penuntun.

“semua itu hanya kecelakaan Oni, dia wanita yang sedang bimbang, sedangkan aku waktu itu mabuk, kami sama-sama tidak sadar saat melakukannya” jelas Reza. Oni menelan ludah mengingat kejadian itu lagi.

“aku mencintaimu Oni, hidupku hancur jika kau meninggalkanku, trima aku kembali” pinta Reza.

“semua butuh waktu” tolak Oni lebut. Jujur dalam hatinya bahwa sangat berat rasanya melepaskan Reza.

Reza mencoba mengerti, perlahan di amelepaskan pelukannya pada Oni dan membuat jarak antara keduanya.

Seperti inilah kisah cinta yang dialami Oni, hidupnya bersama seseorang yang sangat mencintainya tapi juga menghianatinya. Kebahagiaan seperti mimpi bagi Oni.

“ini-lah jalan hidup gadis ayah” lirih saat ayah mengatakannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar