Sabtu, 31 Desember 2011

SEBAGIAN CERITAKU


Tittle : Obsesi

Author : Zulai

Gendre : ah…aku juga gag tahu Gendrenya apa, yang jelas ada masalah percintaannya    dan persaingan. Binguung…mau ngasih nulis apa.

Rated : [PG13]

NB: jadi gini ceritanya, menceritakan tentang seorang gadis yang rela melakukan apapun demi mengapai cintanya, meskipun cara yang dia lakukan sangatlah tidak pantas.

STORY

Bisakah aku menunggunya sampai dia merubah haluan hatinya padaku.

Banyak sekali yang sudah kukatakan, banyak sekali yang sudah kulakukan, dan dia masih berpaling dariku.

Bisakah aku dibilang tidak tahu malu, pantaskah aku mendapat julukan itu.

“lupakan dia dan cari yang lain, loe itu jangan stag pada cowok satu ajah..” Sarah mencoba menyemangatiku. Aku hanya menanggapi dengan tersenyum tipis.

“ia. Sarah bener, dan gw kasih tahu yaah Oni…kalau seandainya elo mau bersosialisasi dengan cowok selain Reza. Pasti dan gw jamin loe bakalan laku keras. Loe itu cantik dan pintar, please deh…jangan buat kecantikan dan kepinteran loe itu sia-sia” tambah Yuni. Kembali aku hanya tersenyum tipis.

Reza, dia laki-laki yang mampi membuat jantungku berdebar sangat kencang, membuat kulitku berdesir dan lututku lemas hanya dengan melihat tatapan matanya saja. entah apa yang kucari darinya, tidak ada alasan yang memperkuatku untuk mencintai laki-laki ini, tapi jika aku melepaskannya. Rasanya itu adalah kiamat bagiku.

Sejauh ini hubunganku dengan Reza memang hanya teman dan aku yakin suatu saat nanti hubunagn teman itu akan berubah menjadi lainnya.

“loe tahu gag sama Oni, itu tu anak kelas XII IPA 2 yang ngebet banget sama Reza”

“Reza. Reza ketua Pramuka itu yaah?”

“yaiyalah…, emangnya Reza mana lagi. Gw heran deh…, jangan-jangan setiap Reza pacaran dan tidak bertahan lama itu semua gara-gara si Oni. loe setuju gag sama pendapat gw”

Pernah aku mendengar perkataan seperti itu, dan itu keluar langsung dari mulut teman sekelasku saat kami bersama-sama ganti baju di kamar mandi. Aku hanya diam di dalam kamar mandi, rasanya harga diriku jatuh seketika dan tidak ada benanya dengan kotoran manusia. Mereka mengatakan semua itu terang-terangan dan dengan nada menghina bagiku, pantaskah aku berfikir jika mereka jahat, pantaskah aku berfikir jika perkataan mereka semua itu menyakitkan, mengingat yang sebenarnya kulakukan itu adalah sama persisi dengan perkataan mereka. Setiap Reza memulai hubungan baru dengan seorang gadis, hubungan itu tidak akan bertahan selama 2 minggu. Tidak lain dan tidak bukan akulah si pengacau hubungan tersebut, entah kejahatan apa yang kulakukan sehingga semua mantan-mantan Reza mundur secara teratur karena perilakuku. Yang paling kuingat adalah Tere, dia gadis dengan perawakan imut dan centil, saat pulang sekolah aku menemuinya dan berbincang akrab, kami berdua sudah layaknya seorang sajabat waktu itu, hingga sampai akhirnya Tere kuajah pergi ke toko buku tempat langganan Reza, aku tahu jika Reza berada disana dan disana juga sudah ada Hilda, temanku yang lesby, aku sudah membayar mahal untuk rencana ini. dan sekarang adalah penentuannya, saat aku dan Tere sampai di toko buku, benar Reza memang berada disana, dia tengah asyik memilih komik. Tere menyapa Reza tapi keburu dipotong oleh Hilda, dia datang dan memeluk Tere kemudian menciumnya panas di depan umum. Yupss I’M A WINNER. Kataku puas. Mata Reza membulat saat melihat adegan menjijikkan tersebut, Tere menampar Hilda kerena perbuatannya yang kurang ajar dan kurang kerjaan.

Biarlah uang melayang asal Reza tidak bersama gadis itu, keesokan harinya. Brita putusnya hubungan Reza dengan Tere santer terdengar.

“loe udah keterlaluan Oni” semprot Yuni dan Sarah kompak. Tidak kuhidahkan mereka, yang jelas kemenangan berada ditanganku sekarang, apapun yang kalian bicarakan dan lakukan aku tidak PEDULI.

Sampai sekarang, hampir 3 thn aku melakukan semua itu, pindah rumah ke samping rumah Reza, bekerja ditempat yang sama, menghancurkan hubungan percintaannya dengan gadis lain. Itu adalah kebiasaanku sekarang, bahkan kalian bisa menyebutku professional.

“tidak lelah” tanya Sarah. Konsentrasiku buyar seketika. Lelah. Akankah kata itu kuucapkan, mungkinkah aku lelah dengan semua ini.

“lepaskan Reza Oni. gw mohon…, loe nyiksa diri sendiri kalau terus-terusan kayak gini?” pintanya memelas.

Aku tidak menyiksa diriku sendiri Sarah, aku mencari kesenangan hidupku.

“manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Seperti itulah aku membutuhkan Reza, untuk tetap bernafas, karena jika tidak. Aku akan mati Sarah.” Kataku meyakinkannya.

“jodoh tidak akan pernah lari. Jika memang Reza adalah jodohmu, maka tuhanlah yang akan menuntunnya padamu Oni”

“bagaimana jika tuhan tidak menuntun Reza padaku, apa aku akan diam saja. tidak Sarah, oleh karena itu, akulah yang akan menuntun Reza padaku”

“dengan cara kotor seperti ini” Kotor. Bahkan Sarah tega menyebutnya kotor.

Bisakah kalian semua diam dan jangan mengusik kehidupanku, biarkan aku mencari kesenanganku sendiri dengan caraku. Biarkan aku mendapatkan cinta Reza dengan caraku, tidak peduli itu kotor atau bersih.

“sakit yang kurasakan, seperti kulit yang terkelupas dan disiram dengan alcohol. Dan yang menambah rasa sakit itu semakin menyakitkan adalah. Sakitnya tidak akan pernah dapat disembuhkan” jawabku.

Seperti itulah sakit yang kurasakan tiap kali melihat Reza bersama gadis lain, entah hanya sekedar berbincang-bincang ringan, atau bergurau.

Hinalah aku dan cacilah aku, katakan jika aku adalah orang yang tidak punya malu, katakana jika aku adalah penjahat yang kejam. Katakan semua itu padaku. Karena ini adalah obsesiku, obsesi untuk menggapai cintaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar