Jumat, 09 Maret 2012

TIDAK SEPERTI KUCING


CERPEN : TIDAK SEPERTI KUCING
RATED : [PG 14]
GENDRE : LIFE, ROMANCE
AUTHOR : ZULAIPATNAM
STORY
Kucingku ada 3, 1 betina dan 2 jantan. Bayangkan betapa indahnya hidup si betina, dikelilingi oleh 2 pejantan yang mencintainya –itu menurutku- karena selama penelitianku kurang lebih 2 thn, pejantan kucingku ini sama sekali tidak pernah berselingkuh meskipun sifat alamiah kucing tidaklah setia pada satu pasangan. Aku salut akan hal itu, dan secara tidak disengaja dan diketahui. Kucing betinaku telah melakukan monogamy, aku selalu tersenyum sendiri jika menyadari hal seperti itu. Mereka hewan dan tidak menyadari akan hal tersebut, sedangkan aku berjalan di jalanan dan dilingkungan kehidupan. Kutatap semua pemandangan yang dapat kulihat, ada banyak sekali laki-laki dan wanita di luar sini. Aku jadi bertanya-tanya, apa di antara mereka ada yang memiliki hubungan seperti kucingku. Hahahahah….aku sudah gila jika memikirkan akan hal itu, benar-benar gila, lihat kodrat manusia dan hewan, manusia lebih sempurna dari hewan dan menjadi makhluk ALLAH paling sempurna, mana mungkin manusia melakukan hal sebodoh itu. Aku jadi yakin jika pasti tidak ada manusia yang melakukan hal seperti kucingku itu.
“will you marry me?.” Pertanyaan yang sudah kutunggu-tunggu sekitar 4 thn dari mulut manisnya, aku mengangguk mantap dan menerima buket bunga plus cincin emas yang di ulurkannya padaku. Aku sungguh senang bukan kepalang, di stasiun yang ramai ini dia memberikan pertanyaan yang mampu membuatku melayang di awing-awang. Dia, satu-satunya pria yang mampu membekukan perasaan cintaku padanya, memang bukan tipeku untuk setia. Tapi dalam kasus percintaanku dengannya semua menjadi berubah, bahkan aku rela dan sanggup menunggunya pulang dari luar kota untuk menempuh kuliah S2. Sekarang dan sekarang akan kucatat peristiwa ini di buku diary, akun Fb, Twitter, Blog dan semuanya, aku akan mengabadikannya di segala tempat yang dapat kugunakan.
++++++
“ada sesuatu di hidungmu.” Tangannya terulur dan mengambil sehelai benang warna hijau di atas hidungku, memang sengaja aku membiarkan benang tadi karena malas untuk mengambilnya, toh setelah kuambil akan berjatuhan lagi dan mengenai tubuhku. Dia memang baik namun sayang, aku tidak menyukainya. Dia terlalu lebay, sok, dan berperangai buruk.
++++++
Dua pria yang ada dikehidupanku untuk saat ini, dua pria dalam taraf hidup berbeda, dua pria yang memiliki hal-hal yang berbeda pula. Aku hanya diam dan diam, sudah tentu aku akan memilih jalan menjadi wanita setia.
Saat sore hari aku memberi makan kucingku, mereka berkerumun di hadapanku dengan mengeong kelaparan, dapat kulihat itu dari rintihan suara yang mengisyaratkan kelaparan dan perut mereka yang tidak buncit dan kempes.
“apa kalian lapar?.” Tanyaku seperti orang bodoh, padahal meskipun aku berkicau sampai mulutku sobek mereka juga tidak akan mengerti. Mereka hanya menunggu makan.
Kubuka bungkus sereal kucing dan menuangkannya di mangkoq besar, memang sengaja untuk hari ini aku menjadikan satu tempat untuk makanannya, aku malas untuk mencuci dan bersih-bersih. Suatu pemandangan mengejutkan untukku, saat mereka bertiga makan, salah satu diantar pejantan mundur dan tidak menganggu acara makan si betina dan jantan satunya lagi. Dia mengalah. Akankah manusia mengalah demi kebahagiaan. Setidaknya itu filosofi yang kudapatkan.
+++++
“cintaku lebih besar dibandingkan dia kepadamu.” Reza mencoba meyakinkanku, aku tentu saja mengangguk dan mengiyakan. Bagaimana bisa aku tidak menganggap cintanya lebih besar, dia kekasihku dan aku bertaruh akan semuanya demi dia yang kembali disisiku. Dan sekarang dia berbicara tentang besarnya cintanya, tanpa kau mengatakan apapun aku sudah percaya.
“aku tidak akan pergi meninggalkanmu, untuk apa kau mengatakan hal itu. Jangan beranggapan jika dihatiku ada hati lain yang mencairkan kebekuan cinta kita.” Yakinku. Kuraih tangannya dan meremas jemarinya kuat-kuat. “percayalah padaku!.” Yakinku kembali. Dia mengembangkan senyumnya begitu pula denganku. Kami saling bertatapan dalam senyum.
++++++
“jangan mengabaikan keberadaanku, lihatlah aku!. Aku mohon.” Dia memohon. Aku hanya melihatnya dengan aneh, ada apa dengan bocah ini. Bahkan saat istirahat tadi dia sama sekali tidak menyapaku, dan sekarang saat kami berada di loker barang. Dia tiba-tiba menarikku menjauh dari keramaian dan mengatakan kalimat tadi.
“kau bicara apa bocah.” Jawabku sekenanya.
“aku mengatakan perasaan yang selama ini mengekangku. Kau terus-terus saja menganggapku tidak ada seperti angin lalu, aku sudah muak dan cukup kenyang merasakan perlakuan itu. Apa kau tidak menyadari perasaanku padamu. Hah!.” Bahkan dia sekarang membentakku di akhir kalimatnya.
“aku bukan kucing.” Jawabku lagi, dia menautkan alis dan bingung.
++++++
Fikiranku kacau setelah kejadian itu, bocah 5 thn lebih muda dariku itu tiba-tiba saja menyeretku kedalam garis hatinya, dia seperti memaksaku untuk menerima keberadaannya. Aku bukan kucing, bahkan jika melihat kucingku sendiri aku tersenyum meremehkan, dan sekarang bocah itu memintaku melihat kearahnya. Cukup satu yang membekukan hatiku, aku tidak ingin lebih karena itu akan semakin membekukan hatiku hingga aku tidak dapat merasakan apapun dalam kehidupan ini.
Kutatap kalender duduk di meja riasku, 24 Maret 2012, hari dimana aku dan Reza akan mengadakan acara tunangan, bahkan tanggal 24 disana sudah kulingkari dengan spidol besar warna merah. Aku berandai-andai jika di saat pertunangan nanti dia akan menciumku didepan umum untuk mengeskpresikan cintanya, namun segera kutepis pemikiran itu. Aku tidak akan melakukan hal seperti kucing. Bebas dan tanpa batas.
++++++
Dihari pertunangan, acara sangat meriah karena Reza adalah putra pertama dari kepala Desa XXX, banyak sekali hadirin yang datang. Kukira hanya akan mengundang kerabat, namun nyatanya tidak. Aku tahu bagaimana dunia politik, pastinya acara pertunangan ini tidak luput dari politik ayah Reza, tuan Hari.
Tiba di acara inti, Reza menarikku untuk berjalan menaiki panggung, disana sudah berdiri ayah Reza dengan nampan yang dibawakan gadis berparas cantik. Ada secuap dua cuap dari mulut ayah Reza, sang kepala Desa yang benar dugaanku tidak jauh dari unsure politiknya. Bahkan dengan beraninya ayah Reza mengatakan jika penerusnya kelak adalah Reza. Itu sungguh hal memalukan karena posisi kelapa Desa bukanlah seperti dikerajaan, namun itu dari pertimbangan keras dan pemilihan rakyat. Sungguh lucu jika Tn Hari mengatakan kalimat tadi tanpa memberikan embel-embel lain.
Reza mulai memasangkan cincin di jariku, aku tersenyum puas. Akhirnya penantianku. Tapi itu gagal total dan hancur ketika seorang pria berlari dan berteriak. Bocah itu datang dengan gayanya yang premanisme, aku mengerutkan dahi dan mendesah kesal. Apa tujuan bocah itu datang seperti ini.
“hentikan acara pertunangan ini?.” Teriaknya membahana di seisi ruang pertemuan perangkat desa yang disulap menjadi tempat pertunangan.
“siapa dia?.” Reza berbisik tepat ditelingkau dengan tidak ketara.
Aku mengedikkan bahu, bergaya tidak tahu apa-apa.
“sudah kubilang untuk kau melihatku dengan jelas, jangan mengabaikanku. Tapi kenapa sekarang malah seperti ini?.” Rintihnya seperti akan menangis.
Aku menjadi kasihan dan berniat turun dari panggung untuk menyentuh pundaknya memberikan semangat. Itu hanya di fikiranku, karena tubuhku sama sekali tidak sinkron. Aku tidak mungkin turun kesana dan membenarkan aib yang ditimbulkan bocah tadi kepada keluarga Reza, apalagi jika kau turun maka itu akan menghasilkan gossip baru yang sangat merugikan.
“dia mengatakan itu semua kepadamu?.” Reza memberitahuku, jangan bodoh dan idiot, sudah tentu aku mengetahuinya meskipun kau tidak memberitahuku.
Aku bukan kucing yang akan memilih lebih dari 1 pembeku di hatiku, aku akan setia pada Reza selama dia setia kepadaku. Aku hidup di dunia manusia yang sehat dan logis, bukan dunia yang tercemar dan tidak logis. Kodratku sebagai manusia akan tetap kujaga, pembeku dihatiku hanya satu meskipun suatu saat nanti penentu hidup akan berkata lain. setidaknya satu yang harus kulakukan sekarang. tidak bersikap seperti kucing, aku setia dan akan seperti itu untuk selamanya, setidaknya kucing saja akan mengala, apakah kisah hidup kucingku kuikuti sampai saat ini. Jika ia berarti bocah itu yang terpaksa kusingkirkan dari panggung sandiwara kucing ini.
=== TAMAT ===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar