Jumat, 13 April 2012

MEMORI



CERPEN : MEMORI (season I)
AUTHOR : ZULAIPATNAM
GENDRE : MISTERY
RATED : ALL AGE
CREADIT SONG : CHARLY & PEPENG = ASMARA, DAN FIRMAN = KEHILANGAN.

<<<STORY>>>

Dia menangis, tangisannya menyentuhku, setiap ujung tubuhnya bergetar hebat, nafasnya tidak stabil. Ada apa dengan gadis ini?.
“jangan pernah berdiri di dekatnya!.” Titah dokter separuh baya itu padaku. Dokter ini bahkan tadi dengan kuatnya menarik tubuhku agar menjauhi ruangan bertelari besi itu.
“anda kenapa?, saya hanya melihatnya. Tidak melakukan apapun yang menganggu.” Protesku tidak terima diperlakukan seperti seorang pengintai.
“menurutmu kau tidak melakukan apapun. Tapi baginya?.” Dokter didepanku menunjuk-nunjuk pada ruangan gadis tadi.
Aku mengerutkan dahi. “maksudnya?.”
“sudahlah. Cepat pergi dari sini!. Kau akan menambah masalah kami saja.” Titahnya sambil mendorong-dorong tubuhku agar pergi.
“wow wow wow. Tidak perlu memperlakukanku seperti ini. Aku bisa pergi sendiri pak tua.”
+++++
“kau benar-benar tidak bisa mengingatku kembali?, kenapa kau sangat jahat padaku?.”
“katakan apa salahku?, jangan meninggalkanku dan melupakan seperti ini. Aku mohon, ingat aku kembali!.”
“aku mencintamu. CINTAKU. Masih adakah tempat di hatimu untukku?.”
+++++
Cintamu yang telah lama hilang
Kau pergi karena salahku
Meninggalkan tak menganggap kamu ada
Asmara memisahkan kita
Mengingatkanku pada dirimu
Gelora mengingatkanku
Bahwa cintamu telah merasuk jantungku
Sejujurnya ku tak bisa
Hidup tanpa ada kamu, aku gila
Seandainya kamu bisa
Mengulang kembali lagi cinta kita
Tak akan kusia-siakan kamu lagi
++++++
Keesokan harinya, aku berlari tidak terkontrol menuju kamar gadis yang kemarin kutemui. Banyak sekali pertanyaan di kepalaku yang menumpuk tentangnya. Aku hampir sampai dan disana sudah berdiri dokter paruh baya yang kemarin. Tadi malam, mimpi akan gadis itu yang sangat memilukan bagiku terus-terusan menghantui sepanjang malam.
“siapa gadis ini sebenarnya?.” Tanyaku tiba-tiba masih ngos-ngosan. Dokter didepanku menatap dengan kaget.
“kau. Bagaimana kau bisa berada disini?.”
“itu tidak penting. Sekarang yang ingin kuketahui. SIAPA SEBENARNYA GADIS INI.” Teriakku membuat beberapa orang disekitar kami melihat dengan penuh tanda tanya.
“kau tidak perlu tahu.” Putus si dokter dan melewatiku.
“tunggu sebentar!.” Kucengkram lengan gendut dokter ini. Dia menatapku tajam begitu pula denganku.
“tidak aka ada penjelasan yang dapat kau mengerti.” Tukasnya membuatku mengendorkan cengkramanku.
++++++
Asmara kini telah menyakitkanku
Cinta menusuk jantungku
Dan merusak hidupku
Asmara kurang apa ku padamu
Sampai kau tak kenal aku
Hingga ku terluka
++++++
“gadis itu, Oni Wiratmaja bukan?.” Kalimatku berhasil menghentikan langakh dokter paruh baya itu.
Dia menoleh kearahku. “bagaimana bisa kau mengenalnya?.”

CERPEN : MEMORI (season II)
AUTHOR : ZULAIPATNAM
GENDRE : ROMANCE
RATED : ALL AGE
CREADIT SONG : REZA ARTAMEFIA = SATU YANG TAK BISA LEPAS, KRISDAYANTI = AKU WANITA BIASA

<<<STORY>>>
Kutangkupkan kedua tanganku di kedua pipinya, dia lebih tinggi dariku. Kutatap matanya yang bergerak-gerak seolah mencari sesuatu di dalam fikiranku.
“meskipun kau jelek, kau tidak kaya, kau tidak pintar, meskipun semua kekurangan itu ada pada dirimu aku tetap mencintaimu. Mengerti!.” Peringatku padanya, dia masih menggerak-gerakkan bola matanya. Ugh…dia sangat lucu saat menunjukkan kebingungannya.
“sekarang bisakah aku meminta sesuatu.” Tambahku karena dia masih bingung. Dia menggeleng tidak mengerti sedangkan aku masih menangkupkan telapak tanganku di wajahnya.
Disinilah kami, di tempat pertama kali kami bertemu, sungai yang menjadi saksi bisu perjalanan cintaku pada pria ini. Saat itu tengah hujan deras dan aku sangat depresi ditinggal oleh ayah yang notabenya tulang punggung keluarga. Menyisahkan aku dan kedua adik tiri yang sangat mengesalkan, ayah tiada saat perjalanannya pulang dari luar kota dalam rangka tur bisnisnya. Perasaanku hancur, bagaimana tidak. Satu-satunya orang yang kuanggap keluarga telah tiada dan aku menjadi sebatang kara meski hidup bersama 2 adik tiri yang menyebalkan. Ibu tiriku kabur dengan pria gigolo dan meninggalkan kembar menyebalkan ini dalam pelukan ayah saat mereka berusia 1 thn lebih 6 bulan. Hujan lebat membuatku menguatkan niat, lebih baik kuakhiri saja hidupku dari pada terus-terusan menderita dan sendirian. Dengan tekad baja kupanjat pembatas jalan dengan sungai dan melompat. Airnya keruh dengan arus deras, menyeret tubuhku dengan cepat sampai aku tidak bisa lagi merasakan udara. Entah kenapa saat aku mulai merasa puas dengan aksi bunuh diriku yang berhasil meskipun itu menyakitkan, datang seorang pria mendekatiku, wajahnya jelek membuatku membuyarkan imaginasi jika seorang malaikan itu tampan. Tapi kenapa malaikat ini jelek?. Dia menarik tubuhku dan membawanya ketepi sungai. Disana sudah ada banyak sekali orang yang terlihat cemas. Bagaimana bisa mereka semua berada disini?, apa mereka melihat aksi bunuh diriku?. Apa yang tadi itu bukan malaikat?.
Aku terbatuk-batuk karena banyaknya air yang masuk kedalam paru-paru, membuatku terasa berat dan sesak.
Sejak kejadian itu entah kenapa aku sering bertemu dengan pria jelek yang ku kira malaikat. Dia ternyata bekerja di rumah makan dekat rumahku. Aku semakin kesal karena dua adik tiriku sekarang mulai mem-bully ku secara terang-terangan. Huft.., akan kuusir kedua anak ini, secara sekarang akulah tulang punggung keluarga, mereka masih kelas 2 SMP dan aku sudah kuliah semester 3. Akan kukirim kedua anak ini ke panti asuhan saja. Hiahhahahahah.
“aku bawakan kalian makanan.” Pria jelek itu kerumahku dan menghibur kedua adik tiriku. Mereka dengan cepatnya akrab dan saling bertukar lelucon.
Mereka asyik mengobrol dan menyantap makanan yang dibawakan pria jelek dan aku disini. Terkunci sendirian di taman depan rumah dengan tumpukan tugas yang harus diselesaikan.
Beberapa jam kemudian pria jelek keluar dari rumah dan mendekatiku.
“kau sudah pulang?.” Kataku saat dia mendekat.
“ya. Kedua adikmu sangat menyenangkan.” Pujinya membuatku mencibir.
“ada apa memangnya?.” Tanyanya sesaat setelah melihatku mencibir.
“kau temanku apa teman mereka?.” Tanyaku dengan nada tinggi. Pria jelek mengedikkan bahu membuatku kesal.
Mengingat kejadian itu membuatku sangat menginginkan pria jelek ini berada disampingku untuk selamanya. Dia anugerah dari tuhan untukku, buktinya dia sudah menyelamatkan hidupku dan membawaku ke dalam kehidupan yang lebih menyenangkan dari dulu. dia adalah malaikat yang dikirim tuhan untukku. semilir angin menerpa tubuh kami, membuat rambutnya yang sedikit panjang dan kasar tergulai lemas menerpa tanganku.
“boleh aku meminta sesuatu?.” Tanyaku lagi karena dia tidak merespon. Kutatap matanya dalam-dalam dan mulai menarik wajahnya mendekatiku.
CHU~
Saat ini dan seterusnya, aku berjanji tidak akan pernah melepaskan pria jelek ini dari kehidupanku. Dia sudah menjeratku dengan segala tindakannya. Aku berharap dia juga merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan padanya.
+++++
Satu yang tak bisa lepas
Percayalah
Hanya kau yang mampu mencuri hatiku
Aku pun tak mengerti
Satu yang tak bisa lepas
Bawalah kembali jiwa yang luka
Dan perasaan yang lemah ini
Menyentuh sanubariku
+++++
Pukul 9:48 pm. Sebentar lagi rumah makannya akan tutup. Kupercepat langkahku mendekati tempat itu.
Saat hendak mengunjungi pria jelek di tempatnya bekerja sekaligus mengisi perut, aku melihat pemandangan yang tidak biasa. Dua pria tengah berpelukan dan satunya menyandarkan kepalanya di pundak teman prianya, mereka melakukannya di depan rumah makan tempat pria jelek bekerja. Kupicingkan kedua mataku untuk melihat lebih jelas, mereka mengenakan seragam pegawai dan...., tunggu sebentar. Aku tahu salah satu pria itu.
“lepaskan!.” Titahku memisahkan mereka. Pria yang tadinya menyandarkan kepalanya kini terlempar beberapa langkah menjauhi teman prianya dan aku. Ku tatap pria menjijikkan itu dengan tajam.
“hei. Kau siapa berani-beraninya melakukan hal itu pada kami.” Teriaknya tidak terima dan maju mendekatiku seolah berniat untuk menampar namun di halau oleh teman prianya.
“aku. Aku Oni Wiratmaja. Sudah tahu siapa aku sekarang.” tantangku dan menatap kedua pria ini bergantian.
“lalu apa hak mu melepaskan pelukan kami tadi. hah?.” Kalimat berpelukan itu sangat-sangat mengganggu di telingaku.
“Karena aku mencintai pria ini dan tidak suka melihatnya.” Itu hanya di fikiranku dan tidak bisa keluar begitu saja dari mulutku. Sungguh aku ingin mengatakan semua isi hatiku tapi apa hak ku. Setelah kufikir lebih lanjut. Bahkan dia tidak mengatakan apa-apa saat aku menciumnya kemarin, tidak dapat kurasakan hasrat mencintainya untukku saat itu.
“hah. Kau saja tidak bisa menjawabnya. Dasar cewek resek.” Makinya padaku. Aku tidak memperdulikan pria itu, yang kuperdulikan sekarang adalah pria didepanku ini. Pria jelek yang menjadi malaikan dan memberikan warna baru dalam hidupku. Dia menatapku penuh emosi, terlihat rahangnya mengeras dan wajahnya sedikit berwarna merah. Kenapa dia marah?, kenapa dia hanya diam?. Pertanyaan itu menumpuk dikepalaku saat melihatnya penuh emosi.
“pergi dari hadapanku sekarang juga. Aku tidak suka melihatmu dari awal apalagi kejadian di jembatan itu. Kau sudah mempermalukanku. Buang semua kesimpulanmu tentang diriku dan PERGILAH dari hadapanku sekarang juga.” Teriaknya. Aku terlonjak kaget dan menatap tidak percaya. Cintaku bertepuk sebelah tangan. TIDAAAAKKKK.
Hatiku rasanya hancur, seperti bunga dandelion yang diterpa angin lembut. Langsung hancur dan tidak berbekas. Semua harapanku akan kisah ini saat itu juga berakhir, dia membentakku dan aku hanya bisa menatapnya tidak percaya dengan mata berkaca-kaca.
“dengarkan itu cewek resek. Bahkan dia tidak membelamu. Dasar penganggu.” Penganggu. Kalimat itu terngiang di kepalaku dan berputar-putar. Penganggu. Apa aku penganggu?. Kalau aku penganggu berarti aku menganggu hubungan tidak wajar mereka.
Aku menggeleng tidak percaya dan mengerjapkan mataku, merasakan bulir air mata menuruni pipi. Dengan tidak percaya kulangkahkan kakiku menjauhi tempat ini. Dengan terisak aku berlari menuju halte bus.
Dia benar-benar jahat, pria jelek yang jahat. Kenapa baru saat ini dia menunjukkan penolakannya padaku. Apa dulu dia memperlakukanku dengan manis karena dia hanya merasa nyaman berada di dekatku yang seorang wanita. Dia melakukan semua itu dengan tidak canggung karena dia tidak memiliki perasaan apapun kepadaku. Apa dia melakukan hal yang membuatku bersemangat hanya karena kasihan kepadaku?. Oh tuhan…, kenapa bisa hidupku seperti ini. Sepanjang perjalanan menuju rumahku aku menangis terisak didalam bus. Menjadikan keadaan bus yang ramai riuh sedikit tenang karena semua penumpang menumpahkan perhatian mata dan fikiran mereka kepadaku.
++++++
Maafkan aku bila hasratku keliru
Sulut gairah jiwamu
Ku yang dosakan cinta, kekasih
Maafkan aku bila hasratku keliru
Sulut gairah jiwamu
Ku yang dosakan cinta, kekasih hatiku
                                                             
CERPEN : MEMORI (season III)
AUTHOR : ZULAIPATNAM
GENDRE : TRAGEDI
RATED : ALL AGE
CREADIT SONG : PASTO = JUJUR AKU TAK SANGGUP

<<<STORY>>>
Hatiku sakit saat mengatakan semua ini. Dia berlari dengan air mata karena aku. Sementara Gilang dia terlihat sangat marah pada Oni. Baru saja ingin kukejar Oni, namun Gilang menghalauku.
“jangan mengejar gadis itu. Kau sudah melukai hatinya sobat.” Peringatnya. Jujur memang kata-kataku tadi terlalu kejam baginya. Dia gadis rapuh dan sendirian, kenapa bisa aku mengatakan kalimat sekejam itu padanya. Dasar Bodoh!.
Saat itu aku sedang memeluk Gilang Karena dia baru putus dengan pacarnya, meskipun kami pria tapi kami juga memiliki sisi sensitive dan rapuh, tidak kusangka saat itu ada Oni dan dia memisahkan kami dengan berang. Gilang merasa tidak terima dan hampir saja menampar Oni, beruntung aku menghalaunya. Saat itu aku berpihak pada siapa. Entahlah aku bingung, yang jelas disaat itu aku membela Gilang karena dia baru saja putus cinta. Kubentak Oni agar dia segera pergi dan tidak malu di lihat oleh beberapa orang yang berada di depan rumah makan tempat kami bekerja.
Tidak kusangka jika niat baikku salah. Benar jika tidak selamanya niat baik itu benar.
Aku hampir gila sekarang, sudah 1 minggu lebih kami tidak bertemu, telpone dan sms ku sama sekali tidak dihiraukannya. Bahkan saat kucoba pergi kerumah dan kampusnya dia sengaja menghilang.
To: Oni
Maafkan aku. Semua kata-kataku saat itu tidak benar, aku sangat mencintaimu. Kukatakan itu semua agar kau pergi dan tidak malu dilihat orang-orang disana. Kumohon Oni, temui aku atau setidaknya balas sms dan angkat telponeku.
Aku merindukanmu, Oni.
Send~
Kutunggu dan menunggu, tidak dijawab dan aku menyerah. Dia kini membenciku.
Tidak banyak yang bisa kulakukan saat ini, biasanya sehabis pulang dari tempat kerja aku mampir kerumah Oni dan memberikan makanan pada dua adik kembarnya. Sekarang hari-hariku terasa kosong tanpa canda guraunya padaku.
+++++
Oh~
Ini kisah sedihku
Ku meninggalkan dia
Betapa bodohnya aku
Dan kini aku menyesal
Melepas keindahan
Dan itu kamu
Tuhan tolonglah aku
Kembalikan dia kedalam pelukku
Karena kutak bisa mengganti dirinya
Ku akui, jujur aku tak sanggup
Sungguh aku tak bisa
+++++
Sebuah kabar yang datang dari surat salah satu adik kembar Oni. Mereka mengatakan maaf dan tidak bisa menemuiku lagi, itu karena mereka pindah dan tidak akan kembali lagi kekota ini. Mereka akan melanjutkan SMA di kota lain. Oni ikut serta, dia juga akan melanjutkan kuliahnya bersama kedua adiknya. Aku tertegun membaca surat ini. Adik Oni mengirimiku surat saat masih berada di rumah lama mereka. Dia benar-benar telah meninggalkanku sekarang.
“ada apa?.” Ibu mengusap keningku. Beliau memelukku dari belakang.
Aku menggeleng, tidak sanggup mengatakan alasannya karena akan membuatku terlihat rapuh.
Surat itu masih kugenggam erat di jemariku. Ibu menariknya dan mulai membaca. Dapat kurasakan jika pelukan ibu semakin erat, membuatku nyaman dan terlelap dalam tidur.
Dia berlari menjauhiku, matanya merah dan di pipinya aku melihat air bening yang jatuh lemas. Dia menangis karena aku.
Tidak lagi terjaga, mataku terbuka dengan lebar. Mimpi saat Oni meninggalkanku. Kenapa mimpi itu muncul.
Tidak ada lagi hubungan antara aku dan adik kembar Oni. Lost contack.
Keseharianku di rumah makan kulewati dengan mencoba bersemangat, untuk apa terlarut dalam kesedihan ini. Bukankah aku yang menyuruhnya pergi dan menjauh.
“hei jelek..!!” terdengar olehku, segera kutolehkan pandanganku kearahnya. Seorang gadis memanggil temannya yang kutu buku agar cepat masuk kedalam rumah makan.
Jelek. Aku sekarang sudah tidak pernah mendengar seseorang memanggilku jelek. Hanya dia yang mengatakan kalimat itu padaku. Jelek, itu membuatku teringat dengannya.
++++
Gilang dan aku di perintah bos untuk pergi ke pusat dan mengambil banyak kardus berisikan bahan-bahan makanan, setelah selesai mengangkut apa yang disuruh kami pulang melewati jalanan yang tidak biasa. Jalanan yang kami lewati sedikit licin, Gilang memilih jalan ini karena jalur utama tengah macet. Tidak banyak kendaraan apalagi mobil yang melewati jalur ini, tentu saja karena jalur ini adalah jalur persawahan dan sebelah kanan-kiri diapit oleh perkebunan yang diselingi oleh sawah. Kami mendengarkan music RnB dan bernyanyi bersama. Menghentak dan menghilangkan stress. Hingga pada akhirnya sapi besar berdiri di tengah jalan. Gilang tidak sempat menge-rim laju mobil.

CERPEN : MEMORI (season IV)
AUTHOR : ZULAIPATNAM
GENDRE : MISTERY
RATED : ALL AGE
CREADIT SONG : JUDIKA = BUKAN DIA TAPI AKU
NB : lagunya disini itu dinyanyikan oleh ceweknya, jadi itu curahan hati si cewek bukan si cowok. Ote.

<<<STORY>>>
Berulang kali kau menyakiti
Berulang kali kau hianati
Sakit ini coba pahami
Kupunya hati bukan tuk disakiti
+++++
Tidak kusangka, kedatanganku saat itu kerumah sakit gila untuk mengantarkan Gilang menemui pamannya berakhir seperti ini, ehm…atau bisa kusebut akhir dari awal baru yang rumit. Dia duduk di ujung lorong yang menampilkan jendela berkerangka besi besar, duduk di bangku tua dan menggoyangkan kepalanya kekanan dan kiri mengikuti irama lagu yang ia bawakan. Sebuah lagu dari Judika berjudul Bukan aku tapi dia. Suaranya tidak bergitu merdu dan bisa dibilang buruk, namun entah mengapa terasa sangat menyentuh untukku. Tidak kulanjutkan langkahku mendekatinya melainkan bersandar di tembok dan kembali menikmati lagu tersebut, karena dia akan berteriak-teriak menuju histeris jika menyadari seseorang khususnya lelaki –kecuali si dokter- berada di dekatnya. Dalam nyanyiannya terdapat sebuah pengalaman dan rasa terpuruk yang ketara sekali, dia menyanyikan lagu ini bukan tanpa alasan.
+++++
Kuakui sungguh beratnya
Meninggalkanmu yang dulu pernah ada
Namun harus aku lakukan
Karena kutahu ini yang terbaik
+++++
Sudah minggu ketiga aku mengunjunginya, dia masih sering menyanyikan lagu ini, intensitas histerisnya menurut dokter tua itu juga menurun, dia tidak lagi berteriak jika ada seseorang mendekatinya, menurut dokter tua itu, penyebab gadis ini menjadi terguncang jiwanya adalah karena seorang lelaki yang mencampakkan hidupnya beberapa tahun lalu. Karean dicampakkan dia menjadi banyak fikiran dan pencandu obat-obatan penenang juga obat tidur dalam dosis di luar wajar. Sehingga kesehatannya terganggu dan menjadikannya sedikit terguncang. Sungguh kejam sekali pria yang sudah mencampakkan gadis ini.
Kali ini Oni tengah berebahan di atas ranjangnya dengan merangkul guling. Jujur aku sampai saat ini hanya mengingat namanya tidak mengetahui siapa sebenarnya dia dan bagaimana bisa aku mengenalnya. Siapa sebenarnya dia?.
+++++
Kuharus pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya – sakitnya oh sakitnya
<<<TAMAT>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar